REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Baru pertama kalinya, pengolahan limbah sampah rumah tangga organik ternyata dapat diolah melalui kehadiran lalat. PT Gunung Madu Plantation (GMP), perusahaan perkebunan tebu dan pabrik gula di Kabupaten Lampung Tengah , Lampung, merintis pengolahan limbah sampah organik rumah tangga.
Uniknya, limbah sampah organik dari rumah tangga ataupun pasar ini, rupanya dap[at diurai oleh lalat hitam hingga menjadi pupuk dan protein untuk pakan ternak.
Manajer Umum dan Keuangan PT GMP, Gunamarwan, mengatakan uji coba pengolahan limbah sampah organik rumah tangga ini sudah dilakukan sejak 28 April lalu. "Sampai November ini, sampah organik 300 rumah karyawan GMP sudah diolah dengan 'tentara lalat hitam' ini," kata Gunamarwan saat ekspos biokonversi black soldiers fly di PT GMP, Jumat (14/11).
Ia mengatakan perintis pengolahan limbah sampah rumah tangga organik ini dilakukan Agus Pakpahan, mantan Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian. "PT GMP bekerjasama dengan Prof Agus Pakpahan untuk mengawali mengembangkan olah limbah sampah di GMP,"ujarnya.
Agus Pakpahan menginovasi pengolahan limbah sampah organik rumah tangga, dengan istilahnya tentara lalat hitam ini, setelah muncul masalah merebaknya sampah yang tidak tertanggulangi di berbagai kota di Indonesia.
"Awalnya, banyak yang susah dengan smpah menumpuk di mana-mana, saya baca-baca buku dan refrensi, akhirnya meneliti pengolahan limbah ini dengan aman menggunakan lalat hitam," ujarnya.
Pengolahan limbah ini, kata dia, tanpa ada efek samping secara lingkungan dan kesehatan manusia. Selain menghasilkan pupuk untuk tanaman, limbah ini jujga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. "Pengolahannya tidak mencemarkan dan menimbulkan penyakit,tetapi menghasilkan pupuk dan pakan ternak," ujarnya.