Ahad 16 Nov 2014 11:04 WIB

Masalah Ekonomi Akar Intoleransi di Indonesia

Rep: c15/ Red: Agung Sasongko
Peringatan Hari Toleransi Internasional di Jakarta.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Peringatan Hari Toleransi Internasional di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rohaniawan, Frans Magnis Suseno mengungkap akar persoalan intoleransi di Indonesia salah satunya adalah pembangunan ekonomi yang tak merata. Akibatnya 80 persen masyarakat Indonesia terlalu sibuk mengurus diri sendiri, mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Hal inilah yang membuat rasa peka dan peduli kepada lingkungan sekitar menjadi berkurang. "Ditambah lagi, banyak orang salah mengartikan pluralisme. Agama dijadikan satu, itu salah. yang benar kita harus tetap satu meski berbeda," ujar Romo Magnis di Jakarta, Ahad (17/11).

Karena itu, kata Romo, peran pemuka agama menjadi sangat penting. Yaitu, pemuka agama kedepankan nasihat kepada umat untuk tidak saling membenci. "Jangan provokasi yang jelas," tambah Magnis.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa negara wajib nirtolernasi kekerasan atas nama agama. Selain itu, negara berkewajiban untuk mendidik masyarakat untuk saling menerima dan menghormati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement