Sabtu 15 Nov 2014 17:33 WIB

Mataram Siapkan Ribuan Karung Antisipasi Gelombang Pasang

Gempa bumi (ilustrasi)
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat telah menyiapkan ribuan karung sebagai antisipasi gelombang pasang pada sembilan kilometer pantai di daerah itu.

Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di Mataram, Sabtu (15/11), mengatakan, karung yang disiapkan sebanyak 5.000 lembar dan saat ini berada di posko terpadu di Pengulu Agung, Kecamatan Ampenan.

"Biasa kan setiap musim hujan dan angin ini, kita selalu melakukan langkah-langkah antisipasi agar gelombang tidak masuk ke permukiman penduduk," kata wali kota yang ditemui saat memantau kondisi cuaca di Pantai Pengulu Agung.

Dia mengatakan, karung-karung itu pada waktunya nanti akan dimanfaatkan untuk mencegah gelombang pasang dengan terlebih dahulu diisi pasir.

Menurutnya, saat ini kondisi cuaca masih relatif stabil kendati beberapa hari yang lalu sempat terjadi hujan deras disertai angin kencang. Biasa puncak angin barat akan terjadi pada pertengahan Desember hingga awal Februari 2015.

"Akan tetapi upaya antisipasi terus kita lakukan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Ia mengatakan, posko terpadu tersebut sebagai langkah strategis terhadap para nelayan ketika tiba musim cuaca ekstrim.

"Setiap harinya posko terpadu dijaga oleh petugas dari berbagai unsur dinas/instansi terkait untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi cuaca terutama di sepanjang Pantai Ampenan," katanya.

Wali kota mengatakan, selain menyiapkan posko terpadu untuk para nelayan, ketika tiba musim cuaca ekstrem, pemerintah kota melakukan peningkatan koordinasi lintas sektoral antara Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bulog dan Dinas Pertanian guna melakukan langkah-langkah persiapan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Di samping itu, pihaknya telah mengoptimalkan peran serta kelompok masyarakat pengawas keamanan laut dengan mengaktifkan fungsi posko pengawas Pantai Pengulu Agung dalam upaya mengantisipasi perubahan kondisi cuaca ekstrem terutama angin dan gelombang pasang.

"Kita akui upaya-upaya ini memang belum dapat menjamin keamanaan bagi semua nelayan, terutama untuk nelayan di Lingkungan Bagek Kembar dan Pondok Prasi sekitar 20 kepala keluarga yang belum dapat direlokasi ke perumahan nelayan, karena kita masih kesulitan masalah lahan," katanya.

Ia mengatakan, upaya relokasi ini dinilai efektif dalam upaya penanganan nelayan dari ancaman abrasi pantai dan gelombang pasang, seperti halnya yang telah dilakukan terhadap 56 nelayan di Pengulu Agung dan sekitar 80 kepala keluarga pada perumahan nelayan tahap pertama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement