Sabtu 15 Nov 2014 03:03 WIB

Calon Ketua Umum Golkar Sebaiknya Kalangan Muda dan Bukan Pebisnis

Rep: c97/ Red: Esthi Maharani
  Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso (dua kiri) dengan sejumlah pengurus partai Golkar disela-sela silaturahmi keluarga besar partai Golkar propinsi Jatim, di Surabaya, Ahad (14/9). (Antara/M Risyal Hidayat)
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso (dua kiri) dengan sejumlah pengurus partai Golkar disela-sela silaturahmi keluarga besar partai Golkar propinsi Jatim, di Surabaya, Ahad (14/9). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing menilai ketua umum Partai Golkar sebaiknya berasal dari kalangan muda dan bukan pebisnis.

"Jangan pebisnis. Khawatir nantinya Golkar malah dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis," katanya dalam Diskusi Publik bertema Membangun Golkar Baru dengan Pemimpin Baru, Jumat (14/11).

Ia pun menyarankan Partai Golkar harus melakukan berbagai perubahan agar tetap eksis di perpolitikan nasional. Misalnya dengan marketing politik yang menggunkaan pendekatan teknologi dan ilmu pengetahuan serta memanfaatkan peran media sosial.

"Dengan begit, Golkar bisa berkembang dengan lebih baik dan mampu bersaing dengan partai politik lainnya," katanya.

Pengamat politik Indria Samego menambahkan Partai Golkar perlu melakukan perubahan agar bisa bertahan dalam kancah politik nasional.

"Sekarang ini zamannya sudah berbeda. Bukan masa Pak Soeharto dulu yang semua kekuatan politik bisa dikendalikan. Kalau Golkar ingin bertahan, ya harus melakukan perubahan", katanya.

Salah satu perubahan yang paling mendasar adalah mengganti ketua umumnya. Apalagi ketua umum yang sekarang yakni Aburizal Bakrie sering dikaitkan dengan sejumlah kasus dan isu yang membuat citra Partai Golkar memburuk. Sebut saja kasus lumpur lapindo.

"Maka diperlukan tokoh baru," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement