REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik Indria Samego menambahkan Partai Golkar perlu melakukan perubahan agar bisa bertahan dalam kancah politik nasional.
"Sekarang ini zamannya sudah berbeda. Bukan masa Pak Soeharto dulu yang semua kekuatan politik bisa dikendalikan. Kalau Golkar ingin bertahan, ya harus melakukan perubahan", katanya dalam Diskusi Publik bertema Membangun Golkar Baru dengan Pemimpin Baru, Jumat (14/11).
Salah satu perubahan yang paling mendasar adalah mengganti ketua umumnya. Apalagi ketua umum yang sekarang yakni Aburizal Bakrie sering dikaitkan dengan sejumlah kasus dan isu yang membuat citra Partai Golkar memburuk. Sebut saja kasus lumpur lapindo.
"Maka diperlukan tokoh baru," katanya.
Sementara itu, politisi Partai Golkar, Agun Gunanjar lebih menyoroti hal lain di internal Partai Golkar yakni mekanisme pemilihan ketua umum.
Ia beranggapan diperlukan pembaruan dengan merevisi AD/ART. Sebagai contoh, peraturan 30 persen suara sebagai kriteria calon ketua umum harus diubah.
Jika terus digunakan, dikhawatirkan tak ada regenerasi dan hanya melahirkan calon tunggal di Munas 2015.
"Kita harus ubah syarat 30 persen agar pemimpin baru bisa muncul di Partai Golkar," katanya.