REPUBLIKA.CO.ID, TANAH ABANG - Pihak kepolisian hingga kini masih menelusuri penyebab tersetrumnya Amanda Dwi Nugroho (7 tahun) hingga tewas di Senayan Trade Centre (STC), Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/11) lalu. Amanda ditemukan tewas saat berada di sekitar pagar pembatas lantai satu gedung tersebut.
"Hingga kini masih diduga korban menginjak neon boks yang ada di sekitar pagar. Neon boks itu dialiri listrik bertegangan tinggi," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja saat dihubungi Jumat (14/11).
Kemungkinan lainnya, lanjut Tatan, pagar pembatas memang dialiri listrik karena kelalaian pengelola dalam merawat instalasi listrik di sana. Karena itulah, pihaknya masih menelusuri ada tidaknya aliran listrik di pagar tersebut.
Terkait penelusuran tersebut, kepolisian masih akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa beberapa saksi. Sampai saat ini kepolisian sudah memeriksa kedua orangtua Amanda. Selain itu polisi juga telah memanggil dua sekuriti STC berinisial EJ dan N terkait kasus Amanda.
"Rencananya pengelola STC akan diperiksa pekan depan, antara hari Senin atau Selasa," ucapnya. Pihak pengelola gedung, kata Tatan, perlu diperiksa untuk mengetahui upaya perawatan gedung yang dilakukan selama ini. Selain itu, kepolisian juga perlu mengetahui cara pemasangan papan iklan yang ada di bawah pagar pembatas tempat Amanda tersetrum tersebut.
"Bagaimana listrik bisa ada di sana kan harus diketahui dari cara pemasangan papan tersebut, jika terbukti ada tersangka maka akan dipidanakan " jelas Tatan.
Diketahui, Amanda tersengat listrik saat memegang pagar pembatas lantai satu gedung STC. Pagar tersebut diduga dialiri listrik bertegangan tinggi. Karena tidak memakai alas kaki, Amanda pun tewas seketika.
Tubuh Amanda membiru dan langsung kaku sepuluh menit sejak ia tersengat. Nyawanya pun tak tertolong saat dilarikan ke RS Pusat Pertamina. Jenazah Amanda kini telah dikebumikan di pemakaman yang ada di kawasan Utan Jati, Cengkareng, Jakarta Barat.