Rabu 12 Nov 2014 20:33 WIB

Presiden Kamar Dagang AS Temui JK Bahas Investasi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi hormat saat Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta, Senin (10/11). (Antara/M Agung Rajasa)
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi hormat saat Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta, Senin (10/11). (Antara/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Senior Urusan Internasional Kamar Dagang Amerika Serikat Myron Brilliant, Rabu (12/11) menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas kebijakan ekonomi dan investasi asing.

"Memang sudah rutin tiap tahun mereka datang dengan delegasi yang cukup untuk berbicara tentang kebijakan apa yang pemerintah ambil untuk khususnya ekonomi dan investasi asing," kata JK, Rabu (12/11).

JK menjelaskan pemerintah saat ini membuat kebijakan lebih terbuka terhadap para investor asing. Meskipun begitu, kebijakan tersebut akan diberikan sesuai dengan aturan-aturan sehingga para investor juga taat membayar pajak.

"Contohnya gini, kita ingin kembalikan lagi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi lembaga kuat untuk investasi. Perlu restrukrisasi BPKM. Perlu pengaturan pajak lebih baik lagi sehingga orang tidak perlu bayar pajak di depan," jelas JK.

Sementara itu, Sofjan Wanandi, Ketua Apindo, mengatakan Kamar Dagang AS meminta agar pemerintah memperbaiki sistem pajak yang diberikan. "Mereka tadi sudah usulkan, berbagai permasalahan. Kita sudah simplified semua, apa yang kita bisa dan tidak bisa. Seperti, dikatakan pajak soal eksplorasi, belum ada hasil sudah dipajakin," katanya.

Sofjan pun mengatakan pemerintah telah membahas hal ini dengan kementerian terkait. Sehingga pembayaran pajak dilakukan setelah mendapatkan hasil eksplorasi.

"Tadi ada menteri sudah dikasih tau juga. Sudah negosiasi dengan menteri terkait agar pajaknya diterima dibelakang. Ya bukan sebelum ada hasil sudah dibayar," jelasnya.

Lebih lanjut, menurut Sofjan, para delegasi dari Kamar Dagang AS ini tertarik pada investasi pertambangan. Meskipun begitu, sejumlah investasi infrastruktur pun juga diminati oleh mereka.

Sofjan mengatakan, mereka akan melakukan investasi sebesar puluhan miliar dolar AS yang rencananya akan dilakukan dalam lima tahun terakhir ini. Tak hanya itu, menurutnya, perusahaan ternama Coca Cola juga akan menambah investasinya di Indonesia.

"Coca Cola memang melakukan secepatnya akan menambah investasi di Indonesia sebesar 500 juta dollar AS," katanya. Penambahan investasinya ini akan dilaksanakan pada tahun depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement