Kamis 13 Nov 2014 02:37 WIB

Kurang Guru, SLB Gabung Kelas untuk Belajar

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
SLB (Ilustrasi)
SLB (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Guru SLB Negeri Arga Makmur Bengkulu Utara, Endang Murdiastuti mengatakan, SLB maupun sekolah inklusif tidak boleh menolak anak difabel yang ingin masuk dengan alasan apapun. Anak-anak difabel berhak menikmati pendidikan.

Seperti diketahui, ada beberapa kawasan seperti Bengkulu dimana masih kekurangan tenaga pengajar untuk SLB.

"Sekolah saya kekurangan guru. Namun kami mensiasati dengan cara anak-anak dengan ketunaan yang sama diajar dalam satu kelas," kata Endang dalam acara Gebyar dan Lomba Keberbakatan PKLK Dikdas 2014 di Solo, Rabu (12/11).

Misalnya siswa kelas satu SD digabung dengan siswa kelas dua SD untuk belajar bersama. Baik siswa kelas satu maupun dua ini, sama-sama tuna netra.

Terkait dengan pelajaran yang sama, padahal beda tingkat kelas, Endang mengatakan, kelas satu dan kelas dua pelajarannya hanya sedikit berbeda jadi itu tidak masalah. Penggabungan ini juga tidak selalu, hanya kadang-kadang saja.

"Mau bagaimana lagi setiap tahun tidak ada penambahan guru. Makanya kami sering menerima guru honor untuk membantu mengajar," kata Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement