REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ribu orang mengikuti proses pemakaman Kiai Alawi Muhammad di komplek pemakaman Pondok Pesantren Attaroqi, Desa Karongan, Sampang, Jawa Timur.
Sebelumnya puluhan ribu pelayat yang datang dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Timur, secara bergantian melakukan salat jenazah. "Puluhan ribu umat Islam datang dari pagi," ujar Ketua Umum Dewan Pembangunan Madura, H Ahmad Zaini MA, saat dihubungi Republika, Selasa (11/11).
Puluhan ribu umat islam yang menghadiri proses pemakaman berasal dari berbagai golongan, mulai dari ulama, santri, pejabat pemerintah, Pejabat Polri, Pejabat TNI dan masyarakat secara umum.
"Prosesi pemakaman berlangsung dari pagi hingga pukul 11.00 WIB," katanya.
Ahmad Zaini merupakan karib dari KH Alawi Muhammad. Keduanya secara intens terlibat dalam pembangunan madura, terutama kala pembangunan jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura.
Di mata Kiai Zaini, almarhum adalah seorang kiai yang kharismatik dan memiliki idealimne tinggi. Kepedulian almarhum terhadap umat Islam sangat tinggi. Sebagai karibnya, Kiai Zaini dan almarhum kerap saling bertemu. Pertemuan sering dilakukan di rumahnya atau rumah almarhum.
"Setiap kali bertemu, beliau selalu berbicara kepentingan umat, bukan untuk dirinya atau keluarganya," ujarnya.
Masih lekang dalam ingatan Zaini, akan keberanian KH Alawi saat menentang rezim otoritarian Soeaharto di Zaman Orde Baru. Nama besar Soeharto kala itu, tidak menyurutkan niatnya untuk membela warga Sampang yang dianiaya.
Zaini berkisah, keberanian Alawi terlihat, kala beberapa warga Madura bersengketa dengan aparat TNI dalam kasus Waduk Nipah, di Sampang, Madura, yang terjadi pada 25 September 1993.
KH Alawi merupakan ulama Madura yang getol membela petani Sampang yang terdampak pembangunan Waduk Nipah di Kecamatan Banyuates, Sampang kala itu. "Dialah orang yang paling berani melawan Pak Harto. Beliau berani karena memebela rakyat rakyat yang menjadi korban penembakan tentara," jelasnya.
Kiai Alawi juga terkenal sebagai sosok yang memiliki kesetiaan dalam pertemanan yang tinggi. Ahmad Zaini mengungkapkan Kiai Alawi tidak pernah meninggalkan teman, dalam keadaan sulit. Zaini mengatakan, Kiai Alawi bahkan rela berkorban apapun untuk temannya, terutama untuk umat Islam.
Namun di samping sosok yang garang, kharismatik, dan pemberani, KH Alawi merupakan pribadi yang santun. Karena itulah, di memiliki banyak teman dan pengikut sehingga kiprahnya di bidang sosial dan politik.
Kecintaan KH Alawi terhadap Islam dan masyarakat Madura khususnya, terbukti dengan banyaknya umat Islam dan warga pulau Madura yang mengantarkan almarhum KH Alawi Muhammad ke peristirahatan terakhirnta.