Ahad 09 Nov 2014 08:35 WIB

Surabaya Akan Bangun Lebih Banyak Rusun

Rep: c54/ Red: Agung Sasongko
 Lanskap gedung apartemen (rumah susun vertikal), Ilustrasi.
Foto: Republika/Prayogi
Lanskap gedung apartemen (rumah susun vertikal), Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kota-kota besar di Tanah Air mulai menghadapi masalah keterbatasan lahan untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi warganya serta gedung-gedung perkantoran baru bagi para pelaku usaha.

Di Surabaya, misalnya, Wali Kota Kota Tri Rismaharini menggambarkan, ke depan pembangunan di Kota Pahlawan sudah tidak memungkinkan dilakukan secara horisontal (ke samping). Dikarenakan lahan di Surabaya semakin hari semakin sempit, menurut dia, mau tidak mau pembangunan gedung perumahan dan perkantoran akan di bangun vertikal (ke atas).

“Sekarang ini kita sudah sangat sulit untuk memiliki ruang publik, makanya dengan dibangunnya bangunan secara vertikal. Juga gedung yang dibangun harus peduli terhadap lingkungan, dengan menerapkan green building. Hal itu sangat diperlukan untuk masa depan anak-anak kita kelak,” ujar Risma dalam rangkaian peringatan Hari Bangunan Indonesia (HBI) di Surabaya, Sabtu (8/11). 

Menurut Risma, sebanyak 60 persen masyarakat lebih memilih tinggal di perkotaan, karena dekat dengan pekerjaan mereka. Namun, yang terjadi sekarang, lanjut Risma, mereka tinggal di pinggir perkotaan karena nilai jual rumah relatif murah dibandingkan di kota.

“Akan tetapi, yang terjadi adalah biaya hidup mereka menjadi membengkak, apalagi bagi ekonomi menengah dan bawah. Berapa biaya transportasi yang mereka hasbiskan per bulannya. Kenapa di China banyak membangun rusun di perkotaan, karena mereka sadar kota menjadi salah satu tujuan untuk mencari pekerjaan,” ujar dia..

Oleh karena itu, menurut Risma, Pemkot Surabaya terus berupaya membantu masyarakat ekonomi menengah dan kurang mampu dengan membangun rumah susun, yang merupakan konsep pembangunan vertikal. Namun, Risma menegaskan, pembangunan gedung vertikal harus dibarengi dengan transportasi massal yang memadai. 

Untuk itu, dia melanjutkan, Pemkot Surabaya akan membangun Angkutan Massal Cepat (AMC) dalam bentuk trem dan monorel. Menurut Risma, transportasi massal akan sangat dibutuhkan agar di pusat kota tidak macet.

“Selain itu, Pemkot akan membangun enam gedung parkir, sehingga masyarakat yang mau kearah kota bisa memarkir kendaraannya disana, kemudian naik AMC menuju kota. Dengan bagitu kemacetan ditengah kota akan teratasi,” ujar Risma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement