Jumat 07 Nov 2014 17:38 WIB

Direktur Perusahaan Diduga Bunuh Diri, Polisi Periksa Tujuh Saksi

Rep: C96/ Red: Bayu Hermawan
Mayat tak dikenal (ilustrasi).
Foto: Corbis.com
Mayat tak dikenal (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditreskrimum Polda Metro Jaya kini telah memeriksa tujuh saksi terkait Rubby Suhardhy (44) yang diduga bunuh diri di Hotel Grand Mahakam, Jalan Mahakam 1 Nomor 6, Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (4/11).

"Terakhir kemarin (Kamis, 6/11) tujuh orang, kita melakukan pemeriksaan saksi," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto kepada wartawan, Jumat (7/11).

Heru menjelaskan pemeriksaan saksi dilakukan untuk menggali informasi tentang Rubby terkait keberadaannya di hotel TKP (tempat kejadian perkara) lebih jauh. Ia mengatakan polisi sudah melakukan upaya otopsi terhadap korban. Hal itu untuk mengetahui penyebab kematian RS dan waktu kejadiannya, dan kesimpulan sementara Rubby bunuh diri.

"Karena pada saat si pihak hotel melaporkan kepada kepolisian, kemudian polisi mendatangi TKP, itu posisi, itu pintunya dikunci dari dalam," ujarnya.

Seperti diketahui, Rubby adalah seorang direktur Direktur PT. Indah Lonindo. Korban ditemukan di kamar nomor 339 sekitar pukul 17.30 Selasa (4/11).  Saat ditemukan, mayat RS mengenakan kaos putih, celana pendek hitam dan tangan kanannya tengah memegang senjata api.

Bekas luka tembakan pun terlihat pada kepala RS yang mengeluarkan darah. Di TKP ditemukan juga satu peluru selongsong pada lantai atau di atas karpet.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement