REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Desakan Komisi Pemberantasan Korupsi melalui media masa agar menterinya Jokowi segera melaporkan harta kekayaannya ternyata ampuh juga. Satu persatu menteri Kabinet Kerja Jokowi menyampaikan harta kekayaannya ke tim LHKPN yang berkantor di Gedung KPK Jl Rasuna Said Jakarta.
Setelah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi telah menyampaikan kekayaannya. Kini giliran Menteri Koordinator Prekonomian Sofyan Djalil yang melaporkan harta kekayaannya.
Sofyan mengaku setiap menjadi pejabat negar, diriny selalu rajin melaporkan harta kekayaannya. Jadi kata dia tidak benar jika ada berita yang menulis kalau dirinya hanya satu kali melaporkan harta kekayaannya di tahun 2004 saja.
"Saya lapor 2001, 2004, 2007, 2009. Ini kelima kali, jadi pada tahun 2007 pergantian dari menko, ke BUMN selesai 2009 saya lapor lagi," katanya saat menyambangi kantor KPK, Kamis (6/11).
Sofyan mengaku setiap kali menjabat sebagai menteri hartanya bertambah, baik harta yang bergerak maupun tidak bergerak. Saat ditanya wartawan apakah harta yang dilaporkannya hari ini jumlahnya 10 miliar. Sofyan menjawab lebih dari 10 miliar. "Ya alhamdulilah bertambah. Lebih dong 10 miliar," ujarnya.
Sofyan mengaku selama lima tahun dirinya menjadi profesional setelah keluar dari menteri. Dan waktu jadi menteri dirinya harus mengundurkan diri dari 12 posisi profesional di beberapa sektor swasta.
"Jadi alhamdulillah keluar dari profesional itu. Nanti laporan harta kekayaann saya diumumkan oleh KPK," katanya.
Kata Sofyan, tidak ada niat dirinya untuk mengulur waktu menyampaikan harta kekayaannya ke KPK. Kata dia waktu untuk menyampaikan harta kekayaannya masih panjang, sehingga dirinya lebih mendahulukan pekerjaannya sebagai pembantu Jokowi dan Jusuf Kalla dalam menjalankan program pemerintahan.