REPUBLIKA.CO.ID,
Namun, jika dari awal pelaksanaan tidak mengindahkan perintah agama dan tidak ada kepedulian terhadap niat dan tujuan yang baik, maka apa yang terjadi merupakan musibah dari kemurkaan Allah SWT.
Ia berharap, agar para pemimpin di Tanah Air ini harus melaksanaan tugasnya dengan sebaik-baiknya, seadil-adilnya dan mampu menepati segala janjinya.
Selain itu, harus menunjukan usaha dan upaya yang tulus untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Sementara itu, untuk para ulama haruslah siap memberikan kritik, memberitahu apa yang batil serta mempersiapkan kader-kader pemimpin.
"Untuk para rakyat, janganlah hanya bisa menjelekkan tapi juga mendo'akan agar para pemimpin bangsa ini tetap berada di jalan Allah SWT, karena semua itu adalah PR kita bersama,'' ujarnya menerangkan
Hal senada diungkapkan Ketua Yayasan Amal Sadaya (YASA) dan Lembaga Santunan Anak Yatim dan Dhuafa (LeSad) Bogor Ustaz Warli S Noer.
Menurut dia, pemimpin yang ada saat ini dan fenomena yang tengah terjadi pada bangsa ini merupakan cerminan dari rakyatnya. Mereka yang memilih untuk dipimpin oleh para pemimpin saat ini.
"Sehingga, jangan menyalahkan orang lain jika kecewa, karena tangan mereka sendirilah yang memlih para pemimpin tersebut," ujar pria yang kini berdiam di Manado.
Secara peraturan angggota DPR maupun Menteri merupakan pemimpin dari setiap porsinya. Tapi, jika dilihat secara kepribadian belum dapat dikatakan sebagai pemimpin. Apa yang terjadi saat ini merupakan tanda-tanda dari sosok yang belum siap menjadi seorang pemimpin yang menjadi teladan.
"Bayangkan saja, belum melaksanakan tugas apa-apa, sudah ricuh. Bagaimana bisa mengemban amanah dengan baik. Saat ini saja, tidak bisa menerima perbedaan pendapat, tidak bisa menerima kritikan dengan ikhlas, bagaimana nantinya,''paparnya.