Selasa 04 Nov 2014 03:45 WIB

Warga Demo Protes Pembangunan Jalan

  Sejumlah kendaraan terparkir di sekitar proyek pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan (Cipal) di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat
Foto: Antara
Sejumlah kendaraan terparkir di sekitar proyek pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan (Cipal) di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA PEMBUANG -- Puluhan warga Desa Kartika Bhakti Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, menggelar aksi demo di kantor desa untuk memprotes pembangunan jalan desa, Senin (3/11) sore.

"Ini sudah dua kali kita lakukan, kita memprotes pembangunan jalan yang seharusnya dibangun menuju desa kami. Namun dialihkan ke tempat lain tanpa ada koordinasi sebelumnya," kata Yitno, salah satu warga Desa Kartika Bhakti yang ikut berdemo.

Menurut dia, warga menuntut agar pembangunan jalan harus sesuai dengan rencana semula. Dari kesepakatan sebelumnya pekerjaan peningkatan dan pemeliharaan jalan desa itu dimulai dari jalur lima ke atas.

"Warga protes karena pekerjaan malah dialihkan ke jalur lima ke bawah, alasan karena pada titik-titik tertentu antara jalur lima ke atas terdapat kesulitan yang dialami kontraktor dalam pekerjaannya, maka rencananya diubah, dan dari pengakuan kontraktor, mereka sudah mendapat izin dari pihak Dinas Pekerjaan Umum Seruyan," katanya.

Selain itu, warga juga menemukan sejumlah kejanggalan dan ketidaksesuaian dalam rencana pekerjaan proyek tersebut. Misalnya untuk bahan dasar pekerjaan yang seharusnya berupa tanah latrit malah digunakan tanah becek.

"Dana proyek ini senilai Rp2,6 miliar dengan panjang jalan yang dikerjakan 1,2 kilometer," katanya.

Karena itulah warga merasa sangat kecewa, padahal menurut mereka usulan pembangunan jalan itu sudah disampaikan sejak 2008 lalu.

"Kami juga sempat mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait, dan hasilnya tetap seperti semula, kami ingin agar pembangunan jalan itu tetap dar jalur lima ke atas," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Seruyan Agus Setiadi mengakui bahwa terjadi protes dalam proyek pembangunan jalan tersebut. Karena itu pihaknya berencana turun ke lapangan untuk melihat kondisi lokasi beserta dengan warga.

"Memang ada beberapa titik di ruas jalur ke atas yang mengalami perubahan akibat kondisi dan perubahan alam, jika dipaksakan untuk dikerjakan sepertinya tidak memungkinkan, karena itu nanti kami akan turun ke lapangan dan menjelaskan langsung ke masyarakat," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement