REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Joko Widodo telah melantik Sekretaris Kabinet yang baru, Andi Widjajanto dalam Kabinet Kerja yang disusunnya bersama-sama Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Tadi pagi telah dilantik Setkab yang baru," kata Joko Widodo saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi tidak menyebutkan nama tetapi sebelumnya, Andi Widjajanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (30/10), mengaku telah dipanggil oleh Presiden Jokowi untuk dapat bersinergi dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Andi mengemukakan, perbedaan antara Mensesneg dan Setkab antara lain Mensesneg melayani Presiden sebagai Kepala Negara dan Setkbab melayani Presiden sebagai Kepala Pemerintahan, agar tidak terjadi dualisme antara kedua lembaga tersebut.
Untuk itu, menurut Presiden Jokowi saat membuka sidang kabinet, dirinya telah meminta Mensesneg untuk bersinergi dengan Setkab.
"Agar kedua lembaga ini lebih baik," kata Presiden yang pada Senin (3/11) ini juga memiliki agenda menerima sejumlah tamu negara di Istana Merdeka.
Selain itu, Presiden juga telah meminta Mensesneg dan Setkab serta dibantu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terkait dengan perubahan kelembagaan kementerian yang baru termasuk dengan jumlah personil yang akan ditempatkan di kementerian tersebut.
Sebelumnya, Menteri Sekretariat Negara Pratikno memastikan tidak akan ada rekrutmen untuk kementerian yang baru terbentuk sebagai sarana untuk mengikis egosektoral antarkementerian. "Tidak ada rekrutmen karena kami menghindari rekrutmen baru," kata Pratikno kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/10).
Menurut Pratikno, kebijakan untuk meniadakan rekrutmen baru agar dapat mengoptimalkan sumber daya di berbagai kementerian lain.
Apalagi, ia mengingatkan bahwa sebagian kementerian yang baru terbentuk pada era Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, kebanyakan adalah pemisahan atau penggabungan kementerian yang telah ada sebelumnya.
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dari kementerian lain, ujar dia, maka hal itu dinilai juga dapat membuat kementerian baru tersebut dapat bisa lebih cepat dalam memulai bekerja.
Pratikno mengemukakan, dengan menggeser para staf dari kementerian lain untuk kementerian yang baru terbentuk, hal itu juga dinilai dapat membantu mengikis persoalan egosektoral.
"Dengan meninggalkan ego sektoral maka semua bisa dikerjakan bersama," kata Pratikno yang merupakan mantan Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.
Sedangkan terkait dengan anggaran, Mensesneg juga meyakini bahwa Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro tahu bagaimana mengalokasikan guna mengatasi permasalahan tersebut.