REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menganggarkan dana sebesar Rp 30 miliar untuk melakukan berbagai penelitian ilmiah.
"Anggaran sebesar Rp30 miliar itu diperuntukkan untuk penelitian selama enam tahun atau selama satu tahun dianggarkan Rp5 miliar," kata Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Nurul Taufiqu Rochman MEng PhD di Jakarta, Kamis (30/10).
Ia mengatakan alokasi anggaran tersebut masih kurang dibandingkan negara-negara lainnya yang lebih besar dalam melakukan penelitian ilmiah."Anggaran riset sendiri tidak ada yang khusus, dalam artian ada riset yang menarik baru akan dibiayai," katanya.
Menurut dia, Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia sangat banyak untuk diberdayakan, namun belum didukung anggaran yang ada sehingga penelitian di lapangan masih kurang.
Selain itu, kata dia, tata kelola kebijakan penelitian masih belum terintegrasi sehingga banyak penelitian tidak terselesaikan. "Tata kelola kebijakannya, tata kelola antara kementerian yang ini dan yang lainnya memang belum sempurna sehingga membuat perkembangan penelitian di negara ini terasa berjalan masih lambat," katanya.
Misalnya, kata dia, penelitian itu tersebar dimana-mana, yang satu melakukan yang ini, yang satu melakukan yang itu, tetapi tidak ada satu kebijakan, ini membutuhkan tata kelola kebijakan yang pas.
Ia berharap penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Pendidikan Tinggi dapat membawa pengaruh baik bagi keberlangsungan kegiatan penelitian di Indonesia.
"Dengan bergabungnya Kementerian Riset dan Teknologi dengan Pendidikan Tinggi, kami berharap alokasi pembiayaan akan bertambah, kedepan bisa lebih banyak riset di lapangan," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika