Rabu 29 Oct 2014 20:52 WIB

Baru 46 Persen Warga Jatim Akses JKN

Rep: C54/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pembuatan kartu JKN (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pembuatan kartu JKN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA—Sejak diluncurkan awal 2014, baru 18 juta dari 39 juta warga Jawa Timur (Jatim) yang terdaftar dalam kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dari 18 juta tersebut, 14 juta merupakan penerima Bantuan Iuran Pemerintah. Dengan kata lain, kepesertaan warga Jatim baru 46 persen.

Demikian dilaporkan Wakil Gubernur Jatim Saifullah yusuf ketika membuka pameran East Java Healthy Festival 2014 di Atrium Grand City Mall, Surabaya, Rabu (29/10). Menurut Saifullah, Pemprov Jatim akan terus mengupayakan agar seluruh warga Jatim dapat tercakup dalam skema pelayanan JKN.

Menurut Soekarwo, JKN merupakan revolusi pelayanan bidang kesehatan dan menjadi jawaban atas keluhan sulitnya akses kesehatan. “Saya ingin seluruh rakyat Jatim harus sehat. Saya ingin seluruh  rakyat  Jatim, siapapun tanpa terkecuali, kalau sakit tidak perlu lagi memikirkan biaya. Tidak ada gunanya orang yang sukses tapi sakit-sakitan,” ujar Saifullah.

Secara khusus, Saifullah mengapresiasi acara pameran kesehatan yang diselenggarakan. Menurut dia, pameran tersebut mendidik masyarakat agar mengetahui cara mendapatkan pelayanan kesehatan yang benar. Di lain sisi, Saifullah meminta para penyedia jasa layanan menerapkan pelayanan yang profesional, sehingga pasien dan keluarganya merasa yakin mendapatkan layanan yang terbaik.

“Saya bangga atas perkembangan rumah sakit di Jatim, dokter juga mau bekerja keras untuk meningkatkan ilmunya, berusaha memberikan masukan pemprov, sehingga keputusan kebijakan Jatim sesuai dengan harapan masyarakat,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dr. Harsono mengatakan, pameran kesehatan yang diselenggarakan rutin setiap tahun itu dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberikan informasi dan edukasi  hidup sehat.

“Informasi diberikan terus menerus agar masyarakat semakin mengetahui, mengerti dan mampu mengatasi kesehatan  yang dihadapinya. Memang, kegiatan preventif dan promotif menjadi pilar kegiatan kesehatan, namun  tidak menghindarkan kuratif dan rehabilitatif,” ujar dia.

Pameran yang dilangsungkan mulai 29 Oktober hingga 2 Noveember itu diikuti 44 institusi kesehatan, seperti rumah sakit, klinik medis, klinik kecantikan, makanan kesehatan, alat kesehatan, serta berbagai lembaga yang berbuhungan dengan kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement