Rabu 29 Oct 2014 14:29 WIB

Pancaroba, Waspadai Petir dan Angin Puting Beliung

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Memasuki akhir Oktober 2014, daerah-daerah di Wilayah Cirebon memasuki masa pancaroba (peralihan) dari musim kemarau ke penghujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya sambaran petir dan angin puting beliung.

‘’Masa pancaroba (di Wilayah Cirebon) akan berlangsung hingga masuknya musim hujan yang diprakirakan pada awal hingga pertengahan November,’’ kata Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faaiziyn, Rabu (29/10).

 

Pria yang akrab disapa Faiz itu menjelaskan, masa pancaroba ditandai dengan hujan lebat yang turun secara tiba-tiba. Cuaca yang panas dan terik bisa secara tiba-tiba menjadi hujan dan cuaca dingin.

 

Menurut Faiz, di masa pancaroba, hujan yang turun kadang disertai sambaran petir. Pasalnya, selain mengandung uap air, awan pembawa hujan (

 

Adapun ciri-ciri awan cumulus nimbus, warnanya hitam, gelap, dan terlihat rendah. Jika ada awan tersebut, maka biasanya akan turun hujan deras yang disertai petir dan angin.

 

‘’Kalau sudah melihat awan seperti itu, harus waspada,’’ tegas Faiz.

 

Kewaspadaan itu terutama bagi petani yang sedang berada di areal persawahan maupun warga yang berada di ruangan terbuka. Hal tersebut dikarenakan sambaran petir bisa terjadi kapanpun dan mengancam keselamatan mereka. Mereka sebaiknya segera pulang ke rumah tanpa harus menunggu hujan turun terlebih dulu.

 

Tak hanya petir, tambah Faiz, hal lain yang juga harus diwaspadai di masa pancaroba adalah terjangan angin puting beliung. Dia pun meminta warga untuk waspada, terutama yang tinggal di daerah dengan hamparan tanah yang luas.

 

Faiz melanjutkan, selain mewaspadai fenomena alam, di masa pancaroba ini masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai serangan penyakit. Pasalnya, selama masa pancaroba berlangsung, terjadi pergantian suhu udara yang cukup ekstrim.

 

‘’Jangan lupa mmebersihkan lingkungan, seperti selokan, supaya lancar jalan air (hujan)nya,’’ tutur Faiz.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement