Selasa 28 Oct 2014 13:58 WIB

Ahok: Kendaraan Bermotor DKI Perlu Dikurangi

Rep: C66/ Red: Yudha Manggala P Putra
Wagub DKI Jakarta Ahok.
Foto: Reuters
Wagub DKI Jakarta Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Kualitas udara di Jakarta memburuk dan mengancam kesehatan warga. Polusi udara yang timbul dari asap kendaraan bermotor dinilai sebagai faktor utama pencemaran yang terjadi.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menilai solusi yang paling tepat untuk menangani ancaman ini adalah pengurangan jumlah kendaraan bermotor.  Selama ini, banyak warga Ibu Kota yang terus membawa kendaraan pribadi. Hal ini mengakibatkan semakin meningkatnya pencemaran dari gas berbahaya yang dihasilkan dari setiap kendaraan tersebut.

"Karena kami harus mengurangi jumlah kendaraan yang ada di Ibu Kota. Selain itu kami berharap agar seluruh kendaraan dapat dikonversi ke Bahan Bakar Gas (BBG)," ujar Plt. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Selasa (28/10).

Pria yang akrab disapa Ahok ini menjelaskan penggunaan BBG dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dengan BBG tidak akan terdapat polusi udara berbahaya untuk kesehatan manusia, seperti karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari kendaraan yang menggunakan BBM seperti bensin dan solar.

Selain itu, mantan Bupati Belitung Timur ini juga menjelaskan penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagi upaya menekan pencemaran udara akan terus dilakukan. Meski masih harus dilakukan secara bertahap, ia yakin jumlah RTH dapat terus meningkat hingga memenuhi standar kelayakan yang ada.

Tidak hanya untuk kualitas udara, Ahok mengatakan secara ekologis, penambahan RTH juga dapat meningkatkan kualitas air tanah di DKI Jakarta. Selama ini, kualitas air yang berasal dari tanah di Ibu Kota dinilai memburuk dan tidak layak konsumsi.

"Penambahan RTH ini bisa dilakukan tapi tidak bisa langsung dan harus bertahap. Saya saja baru dua tahun," ujar Ahok diiringi tawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement