Selasa 28 Oct 2014 02:42 WIB

Batik dan Pelantikan Menteri Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Kabinet Kerja
Foto: AP
Kabinet Kerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mewajibkan seluruh menterinya menggunakan batik pada pelantikan Kabinet Kerja, Senin (27/10).

Beragam corak batik dikenakan para menteri di hari penting mereka tersebut. Namun, meski coraknya berbeda, semua mengenakan batik dengan warna senada, yakni coklat. Adapun untuk celana dan rok, semua mengenakan warna hitam.

Menteri PDT dan Transmigrasi Marwan Dja'far mengatakan, Presiden Jokowi memang meminta para menteri mengenakan batik di hari pelantikan. "Memang diminta pakai batik, di minta warna dasarnya cokelat," ujar politikus dari PKB tersebut.

Padahal, biasanya dalam pelantikan kabinet, presiden dan wakil presiden beserta seluruh menteri mengenakan jas. Namun, Presiden Jokowi tak mau meneruskan tradisi tersebut.

Pada acara peringatan Hari Batik Nasional beberapa waktu lalu, Jokowi, yang saat itu masih menjabat gubernur DKI Jakarta,  mengatakan bahwa ia berencana membuat keputusan presiden (Keppres) yang mewajibkan menteri serta pejabat negara memakai batik setiap kali bertugas. Dengan demikian, tak ada lagi penggunaan jas atau baju safari di lingkungan pemerintah.

Selain untuk mendukung industri kreatif dalam negeri, kata Jokowi, penggunaan batik juga dapat meningkatkan kecintaan bangsa Indonesia pada budayanya sendiri. "Saya maunya pakai batik terus, kalau ke lapangan pakai kemeja putih. Itu nanti dibuatkan Keppres," kata Jokowi, Kamis (2/10).

Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki motif batik yang sangat beragam. Hampir semua daerah memiliki batik dengan ciri khasnya sendiri-sendiri. Karenanya, kekayaan budaya tersebut harus diangkat dengan cara sering-sering memakainya.

Batik sendiri merupakan kain khas Indonesia yang telah dinobatkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement