Senin 27 Oct 2014 05:34 WIB

Jadi Menteri, Yohana Ingin Angkat Derajat Kaum Difabel

Presiden Jokowi ketika mengumumkan kabinet.
Foto: Twitter
Presiden Jokowi ketika mengumumkan kabinet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaditunjuk sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK, Yohana Yembise langsung berkicau di akun pribadi twitternya. Ia menyampaikan akan mengangkat derajat perempuan dan anak di Indonesia.

Dalam akun twitter @Yohana Yembise, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua itu mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak khususnya dari masyarakat Papua.

"Dukungan para sahabat dari #Jayapura #Papua adalah "oabat" untuk kerja bagi kemajuan perempuan Indonesia," tulisnya pada Ahad (26/10) malam.

Ia pun menulisnkan salah satu tugas utamanya sebagai Menteri PP-PA adalah mengangkat derajat perempuan, anak dan orang cacat di Indonesia. Ia ingin derajat mereka semakin dihargai, seperti yang sudah dirasakan di negara maju lainnya.

"Perempuan, anak dan orang cacat di LN derajatnya diangkat lebih tinggi, Indonesia? Jadi tugas kita bersama," tulisnya.

Menteri perempuan pertama yang berasal dari tanah Papua itu pun menuliskan kutipan kata-kata yang selalu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, yakni fokus untuk kerja, kerja dan kerja.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menunjuk Yohana Susana Yembise menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) dalam Kabinet Kerja. Yohana Susana Yembise merupakan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua.

Ia merupakan perempuan Papua pertama yang diberi gelar guru besar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang silabus desain dan material development.

Istri dari Leo Danuwira ini lahir di Manokwari, pada 1 Oktober 1958 dikukuhkan menjadi profesor doktor oleh Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, Festus Simbiak, di Auditorium Uncen, Rabu (14/11). Sebelum Yohana didaulat menjadi profesor, ia memiliki segudang pengalaman, jabatan dalam pekerjaan.

Dosen perempuan Papua pertama bergelar profesor ini pertama menuntut ilmu di Sekolah Dasar (SD) Padang Bulan Jayapura, tahun 1971. Lalu, melanjutkan studinya di SMP Negeri 1 Nabire. Ia menyelesaikan pendidikan di sekolah tahun 1974. Pendidikan selanjutnya di bangku SMA Negeri Persiapan Nabire.

Pengalaman luar negeri di antaranya, pernah sebagai anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship beasiswa ADS/USAID tahun 2011. Segudang pengalaman organisasi juga dimiliki Yohana, di antaranya terlibat dalam kegiatan kesenian yang disponsori badan kesenian Daerah Kabupaten Paniai di Nabire tahun 1974-1978. Pernah menjadi wakil ketua KNPI Kabupaten Paniai tahun 1984.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement