Sabtu 25 Oct 2014 17:57 WIB

Jokowi Ingin Umumkan Menteri di Tanjung Priok, Apa Artinya?

Rep: c87/ Red: Mansyur Faqih
  Presiden Joko Widodo bersama para petinggi lembaga negara memberi keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/10). (Republika/Agung Supriyanto)
Presiden Joko Widodo bersama para petinggi lembaga negara memberi keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/10). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kabinet di luar istana dinilai sebagai strateginya berkomunikasi dengan publik. Karena pelabuhan Tanjung Priok dan pasar merupakan lokasi yang tepat untuk merepresentasikan pesan Jokowi. 

Pengamat politik Populi Center, Nico Harjanto menilai, Tanjung Priok dipilih sebagai pesan pemerintah akan kepedulian terkait kebijakan laut. Sedangkan pesan ingin menyelesaikan kemiskinan dan pengangguran akan tepat jika kabinet diumumkan di pasar.

"Saya kira itu bagian strategi komunikasi publik presiden kepada masyarakat," jelasnya di Jakarta Selatan, Sabtu (24/10).

Sebelumnya presiden dan wapres sempat berbeda pendapat soal rencana pengumuman. Jokowi mengatakan kepada media, pengumuman kabinet akan di luar istana. Sedangkan Jusuf Kalla mengatakan pengumuman kabinet di dalam istana. 

Nico menilai persoalan tersebut sekadar perbedaan selera presiden dan wapres. "Itu hal biasa, cuma perbedaan selera saja, bukan yang sifatnya esensial mendasar," ujar Nico.

Dia memastikan, perbedaan pendapat yang kecil tersebut tak akan berpengaruh terhadap kinerja presiden dan wapres ke depan. Sebab, Jokowi dan JK dianggap solid dalam menentukan hal strategis.

Menurutnya, saat Jokowi menjadi gubernur DKI Jakarta. Jokowi punya selera berbeda dengan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

Jokowi lebih suka ke lapangan dan tidak suka rapat. Sedangkan Ahok senang rapat. Menurutnya, hal itu tidak membuat pemerintahan terhambat.

"Tidak membuat kepemimpinan konfrontatif tapi bisa saling mengisi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement