REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo menginginkan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) agar menjadi pasukan terbaik di dunia.
"Kopassus dituntut untuk tingkatkan profesionalisme. Oleh karena itu, tetap terus tingkatkan militansi prajurit agar menjadi yang terbaik di dunia," kata Jenderal Gatot Nurmantyo saat memimpin sertijab komandan jenderal Kopassus dari Mayjen Agus Sutomo kepada Mayjen Doni Monardo di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (24/10).
Gatot mengatakan, prajurit-prajurit Kopassus yang memiliki kemampuan tinggi diharapkan bisa melatih Batalyon Brigade Infanteri (Brigif) Lintas Udara (Linud) yang diubah menjadi Brigif Raider.
"Secara perorangan kualifikasinya akan dilatih Kopassus, tetapi secara operasional sangat berbeda antara Linud dan para komando. Saya yakin Kopassus akan meningkatkan kualitas. Kemampuannya harus lebih tinggi," katanya.
KSAD dalam amanatnya, mengatakan, pergantian Danjen Kopassus dilakukan seiring dengan kebutuhan dan dinamika organisasi. Pergantian jajaran juga dilakukan demi kepentingan peningkatan kemampuan personel di berbagai tingkat jabatan.
"Sertijab dilakukan dalam rangka regenerasi angkatan sehingga semakin membuka wawasan maupun manajerial. Danjen Kopassus yang baru agar terus lanjutkan upaya produktif dengan memelihara dan mantapkan terus profesionalisme prajurit," ucap Gatot.
Mayjen Doni Monardo pernah menjabat komandan Grup A Paspamres pada 2008, Danrem 061/Suryakencana, Bogor pada 2010 dan wakil danjen Kopassus pada 2011. Mayjen Doni merupakan ulusan Akmil 1985 dan dikenal akan pengalamannya dalam bidang infanteri. Penempatan pertama langsung pada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus tahun 1986 sampai dengan 1998.
Selama di Kopassus dia pernah ditugaskan ke Timor Timur, Aceh dan daerah lainnya. Pada tahun 1999 hingga 2001 ditugaskan pada Batalyon Raider di Bali. Kemudian ditarik kembali di Paspampres hingga tahun 2004, lalu mengikuti pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan.
Pada tahun 2005 sampai dengan 2006 Doni ditugaskan di Aceh. Kemudian pada tahun 2006 dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
Setelah di Makassar, Doni di promosikan menjadi Dan Grup A Paspampres hingga 2010. Selama bertugas mengawal orang nomor satu di Republik Indonesia ia sudah mengikuti kunjungan Presiden Indonesia ke 27 negara di dunia.