Kamis 23 Oct 2014 14:30 WIB

PT KAI Terus Tertibkan Bangunan Liar di Kolong Rel Kereta

Rep: C92/ Red: Bayu Hermawan
 Suasana kumu di bawah jalan layang kereta api kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (3/10). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Suasana kumu di bawah jalan layang kereta api kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (3/10). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus menertibkan bangunan liar yang berada di bawah jembatan layang rel kereta api, di sepanjang jalur mulai dari Stasiun Manggarai hingga Stasiun Jakarta Kota.

Humas PT KAI Agus Komarudin mengatakan penertiban akan dilakukan secara bertahap. Pekan lalu, penertiban dilakukan di sepanjang jembatan dari Stasiun Sawah Besar hingga Stasiun Mangga Besar.

Senin (27/10) mendatang, penertiban akan dilakukan di sepanjang jembatan dari Stasiun Mangga Besar hingga Stasiun Jayakarta. Secara keseluruhan proses ini diharapkan selesai akhir tahun 2014.

Program ini sesuai dengan rencana kerjasama PT KAI dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menyediakan ruang terbuka hijau. Ini juga dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang dan menjaga kebersihan kota.

Berdasarkan pantauan Republika,  puluhan bangunan liar di bawah jembatan rel kereta api, terutama di Jalan Mangga Besar Raya masih berdiri. Di kawasan itu terdapat sebuah mushola kecil, WC umum, warung-warung, dan bangunan-bangunan semi permanen. Kawasan itu juga menjadi tempat pengepul sampah.

Salah satu pasangan, Rohim dan Siti Masrah mengatakan telah tinggal di situ selama 10 tahun. Ia tinggal bergantian dengan kakaknya karena tidak mempunyai uang untuk mengontrak rumah.

Rohim mengatakan pasrah jika PT KAI melakukan penggusuran di daerah tersebut. Namun, ia berharap hal itu tak terjadi. Ia juga mengatakan belum ada rencana apapun jika terjadi penggusuran dalam waktu dekat ini.

"Nyari tempat susah sekali. Ya susah di duit, susah di tempat juga," katanya

Ia berharap, kalaupun digusur, ia nantinya akan mendapat tempat untuk tinggal dan bekerja. "Kami merantau cuma cari nafkah sehari-hari," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement