REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai pengumuman kabinet oleh Presiden Joko Widodo akan menimbulkan pertanyaan bagi para investor.
"Dengan adanya 'delay' (penundaan) seperti ini, akhirnya menimbulkan tanda tanya di pasar, apa benar yang kemarin hasil kesepakatan politik itu bagus," ujar Destry dalam sebuah seminar di Jakarta, Kamis (23/10).
Destry menuturkan, penundaan pengumuman kabinet juga menjadi salah satu sentimen melemahnya nilai tukar rupiah. Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Kamis, nilai tukar rupiah melemah tipis ke level Rp12.034 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp12.026 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Namun, lanjut Destry, secara keseluruhan, pergerakan nilai tukar rupiah dan harga saham tidak sepenuhnya tergantung dari kondisi politik di dalam negeri, akan tetapi juga ada pengaruh ekonomi global.
Ia sendiri masih sulit memprediksi nilai tukar rupiah ke depan seiring dengan masih adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya.
"Kalau saya lihat dengan kondisi seperti ini masih sulit menentukan rupiah akan berapa, kalau seperti ini rupiah sulit kembali ke level fundamental yang ada di Rp11.500-an per dolar AS," tegasnya.
Desty berharap, Presiden Joko Widodo dapat segera mengumumkan jajaran menteri dalam kabinetnya sehingga dapat memberikan kepastian bagi para investor dan juga tentunya dapat segera merealisasikan program-program yang dijanjikan saat masa kampanye.