REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Emron Pangkapi mengaku pernah berkomunikasi terkait koalisi dengan Joko Widodo (Jokowi). Komunikasi itu dilakukan sebelum Jokowi dilantik menjadi presiden 20 Oktober lalu.
"Sebelum dilantik, saya, Pak Romi (M Romahurmuziy) dan beberapa tokoh PPP tiga kali berkomunikasi dengan beliau (Jokowi)," katanya dalam keterangan resminya.
Sejak komunikasi itu dilakukan, katanya, PPP menyatakan akan membantu pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Sayangnya, Emron enggan mengungkapkan kapan persisnya pertama kali pernyataan dukungan tersebut.
Tetapi, dia menyiratkan, hal itu terjadi jauh-jauh hari sebelum muktamar PPP kubu ROmi di Surabaya.
Dia mengungkapkan, dalam pemilihan pemimpin MPR 7 Oktober yang lalu, PPP telah sepakat dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) untuk bersama-sama mengusung paket pemimpin.
"Itu sinyal pertama dan kemudian secara bersama-sama mengusung Pak Hasrul Azwar dalam paket pimpinan," ujarnya.
Menurutnya, PPP perlu mendukung pemerintah untuk membangun negara secara bersama-sama. Apalagi bangsa sebesar Indonesia tidak cukup dipimpin hanya oleh satu atau dua partai politik saja.
Dengan alasan tersebut, PPP akhirnya menyatakan diri bergabung dengan pemerintah yang dipertegas dalam muktamar di Surabaya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali (SDA) juga mengaku telah beberapa kali berkomunikasi dengan Jokowi. Komunikasi itu dilakukan keduanya melalui sambungan telepon ketika Jokowi belum dilantik menjadi presiden, 20 Oktober kemarin.
"Saya sering telepon-teleponan sama beliau (Jokowi). Ada tiga kali, walau pun tidak bertemu langsung di kediaman beliau," katanya.