Rabu 22 Oct 2014 13:04 WIB

JK Minta Berhemat Energi, AC Istana Wapres Kembali 25 Celcius

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
  Wapres Jusuf Kalla (kanan) menerima kunjungan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (21/10). (Antara)
Wapres Jusuf Kalla (kanan) menerima kunjungan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (21/10). (Antara)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla tampak terburu-buru berjalan menuju arah wartawan yang berada di dalam Istana Wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (21/10).

Saat itu Wapres JK baru saja mengantar tamunya Dao Viet Trung, Menteri Dalam Negeri Vietnam yang datang menemui JK untuk mengucapkan selamat atas terpilihnya menjadi wakil presiden.

Lalu JK berhenti di depan salah satu tombol pengatur suhu alat pendingin (AC) yang saat itu terpampang angka 18 derajat celcius dan menekan tombol menjadi 25 derajat celcius.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan agar semua ruangan kantor pemerintah dan swasta yang berpengatur suhu udara (AC) dipasang maksimal 25 derajat Celcius sebagai menghemat penggunaan listrik.

"Saya ingatkan kembali agar suhu ruang be-AC tidak boleh terlalu dingin karena dengan makin dingin, maka energi yang terpakai lebih besar," kata JK.

Menurut salah seorang kerabatnya yang setia mendampingi JK yang tak bersedia disebut namanya, JK mengaku merasa kedinginan saat menerima sejumlah tamu asing dan berada di dalam istana.

Mengetahui suhu AC berada dalam posisi di bawah 25 derajat celcius, JK pun memerintahkan kerabatnya untuk memanggil wartawan masuk ke dalam istana untuk menyampaikan agar hemat energi digalakkan kembali.

JK mengatakan, sebenarnya imbauan suhu AC 25 derajat celcius sudah diberlakukan saat dirinya menjabat wapres pada periode 2004-2009, tetapi tidak dijalankan lagi saat dirinya selesai menjabat.

"Oleh sebab itu saya ingatkan lagi bahwa imbauan ini agar dipatuhi semua instansi," kata Wapres JK.

Wapres mengatakan tidak ada sanksi hukum terhadap pelaku pelanggaran itu. "Tapi kepala kantor bisa diperingatkan," katanya.

Sekretaris Wapres Mohammad Oemar mengatakan pihaknya mendukung upaya penghematan penggunaan listrik dan selama ini kantornya selalu mengedepankan penghematan listrik di semua gedung di lingkungan Istana Wapres.

Imbauan penghematan energi antara lain pernah tertuang dalam Surat Eedaran Menteri Sekretariat Negara Nomor: SE-01/M.SESNEG/V/2008 pada tanggal 9 April 2008, tentang penghematan energi dilingkungan Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet.

Penghematan mulai dari Gedung Utama, Gedung Satu, Gedung Dua dan Gedung Tiga Sekretariat Negara di Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Begitu juga di kantor Rumah Tangga Kepresidenan dan Sekretariat Wakil Presiden.

Penghematan energi ini merupakan bagian dari rangkaian penghematan nasional sesuai Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang penghematan energi. Pelaksanaan penghematan energi dimulai dari mematikan sebagian lampu aksesoris dan tetap membiarkan beberapa lampu hemat energi lain masih menyala.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement