REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat harus tetap mewaspadai bakso yang terbuat dari daging celeng atau babi hutan yang dicampur dengan daging sapi, kata Kepala Seksi Produksi Bidang Peternakan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Erwin Fahmy di Jakarta, Senin (20/10).
"April dan Mei 2014 kami mengamankan pedagang yang menjual bakso yang terbuat dari daging celeng. Permasalahan ini diproses secara hukum agar menimbulkan efek jerah," tambah pria berkaca mata itu.
Erwin mengatakan masyarakat perlu mengenali ciri-ciri bakso yang terbuat dari daging celeng. Biasanya, bakso celeng itu baunya lebih amis, tidak seperti bau bakso dari daging sapi.
Selain itu, lanjutnya daging celeng memiliki tekstur lebih kasar sehingga bakso mudah pecah bila ditusuk sendok. Bakso dari daging celeng juga terasa lebih gurih jika dikonsumsi.
Namun ada juga pedagang bakso yang licik dengan menambahkan bawang putih untuk menghilangkan ciri khas bau daging babi tersebut.
"Harus tetap waspada, tetapi jangan takut makan bakso jika sudah mengetahui ciri-ciri bakso yang halal," katanya.
Dia mengemukakan pihaknya sering mendapat informasi dari masyarakat terkait pedagang yang curang, yang mencampur daging celeng dan sapi untuk dijadikan bakso. Informasi itu ditindaklanjuti oleh tim yang bertugas menangani permasalahan itu.
Dari sekian banyak informasi itu yang diterima Bidang Peternakan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, kata dia, hanya satu yang hampir terbukti.
"Kami masih mengumpulkan fakta-faktanya. Dalam waktu dekat diamankan," ujarnya.