Senin 20 Oct 2014 07:42 WIB

Tony Abbott akan Hadiri Pelantikan Jokowi

Rep: Gita Amanda/ Red: Bayu Hermawan
Australian Prime Minister Tony Abbott briefs media, in Sydney, Friday, Sept. 19, 2014.
Foto: AP/Rick Rycroft
Australian Prime Minister Tony Abbott briefs media, in Sydney, Friday, Sept. 19, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY-- Perdana Menteri Australia Tony Abbott bertolak menuju Jakarta pada Ahad (19/10), untuk menghadiri pelantikan Presiden Indonesia Joko Widodo. Abbott datang untuk membangun hubungan dengan Presiden ke-7 Republik Indonesia.

Dalam pernyataan video seperti dilansir dari The Sydney Morning Herald, Abbott mengatakan Jokowi akan menjadi presiden Indonesia kedua yang dipilih secara langsung. Menurutnya Jokowi akan menjalankan pemerintahan dengan itikad baik yang besar untuk negaranya sendiri maupun bagi Australia.

"Australia ingin presiden baru nanti berhasil, karena Indonesia begitu kuat dan makmur dan demokrasi Indonesia menawarkan banyak hal pada dunia," katanya.

Ia menambahkan terlebih, Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar dan merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. "Bersama India, (Indonesia) merupakan negara yang kekuatan demokrasinya berkembang dari Asia," ujarnya.

Tapi bahkan sebelum resmi menjabat, Jokowi telah mengeluarkan peringatan pada Abbott. Menurut Jokowi, Indonesia tak bisa terima jika angkatan laut Australia memasuki perairan Indonesia tanpa di undang, terlebih saat meminta kapal pencari suaka berputar haluan.

Dalam sebuah wawancara dengan Media Fairfax, yang diterbitkan Sabtu (18/10), Jokowi menguraikan rencananya memperkuat hubungan dengan Australia termasuk meningkatkan kerjasama intelijen dan militer. Tetapi Jokowi juga memperingaktan akan lebih tegas terkait masalah kedaulatan.

Jokowi menyuarakan keprihatinannya tentang kapal angkatan laut Australia yang memasuki wilayah Indonesia tanpa izin. Seperti diketahui, Australia telah enam kali memasuki wilayah Indonesia tanpa izin dalam satu tahun terakhir.

"Kami akan memberi peringatan, ini tak dapat diterima. Kami memiliki hukum internasional yang harus Anda hormati," kata Jokowi pada Fairfax.

Dalam pernyataannya Abbott mengulangi pandangannya tentang kebijakan luar negeri Australia. Menurutnya Australia akan lebih membutuhkan Jakarta ketimbang Jenewa.

"Sebagai Perdana Menteri, ini kunjungan luar negeri pertama saya ke Jakarta dan keempat ke Indonesia. Saya akan lebih banyak datang, karena ini adalah hubungan yang mendasar bagi Australia," kata Abbott.

Selain Abbot, Pemimpin Oposisi Partai Buruh Bill Shorten juga menyampaikan harapannya untuk pelantikan Jokowi. Ia menyatakan, berharap dapat bekerja sama dengan presiden baru Indonesia dan memperkuat serta memperdalam hubungan kedua negara.

"Indonesia adalah tetangga yang sangat penting dan mitra besar Australia. Australia merupakan pendukung awal kemerdekaan Indonesia, kami yajkin Australia dan Presiden Widodo, dapat terus menjalin hubungan yang hangat," ujar Shorten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement