REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hitungan hari presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan menteri. Khusus untuk menteri ESDM, Jokowi diminta untuk benar-benar memperhatikan rekam jejak calon menteri.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Ferdinand Hutahaean, mengatakan, saat sektor energi tengah bermasalah, dibutuhkan sosok terkait yang kuat dan loyal. Ia juga menyarankan agar sosok yang dipilih tidak pernah masuk sistem karena orang di dalam sistem mayoritas sudah keracunan mafia migas.
"Selama ini tidak pernah ada pejabat yang berteriak bahwa ada masalah di dalam. Ini artinya mereka menerima permainan mafia migas. Maka, diperlukan sosok yang bisa menjaga jarak dengan para mafia migas," tegas Ferdinand saat dihubungi wartawan, Jumat sore (17/10).
Sejumlah nama belakangan ini mencuat sebagai kandidat menteri ESDM. Mereka antara lain Raden Priyono (mantan Kepala BP Migas), Darwin Silalahi (Presiden Direktur Shell Indonesia), Kuntoro Mangkusubroto (Kepala UKP4), Karen Agustiawan (mantan Dirut Pertamina), dan Arie Soemarno (mantan Dirut Pertamina dan mantan Dirut Petral). Nama-nama tersebut tidak layak masuk dalam kabinet maupun tim energi pemerintahan Jokowi-JK.
Nama lainnya yang juga tidak layak masuk tim energi Jokowi-JK adalah, Ahmad Faisal (eks Direktur Niaga), Sugiharto (komisaris utama), Hanung Budya (direktur pemasaran dan niaga) dan Hari Karyuliarto (direktur gas) dan anggota direksi Pertamina lainnya
Ia merinci, sosok yang dipilih oleh Jokowi diharapkan bukan bagian dari persoalan energi dan rentan dipengaruhi mafia migas. "Masih banyak orang luar yang bisa dipilih dan punya kemampuan," tegasnya.
Tentu tak kalah penting, sosok itu tidak bisa didikte oleh asing, para trader gas. Dengan demikian perintah Jokowi bisa dilaksanakan dan tidak terpengaruh kepentingan pihak luar. "Jika rentan dipengaruhi maka perintah Jokowi tidak akan jalan dan rentan konflik kepentingan," tegasnya.
Kata dia, tidak perlu sosok insinyur hebat untuk menduduki menteri ESDM cukup orang yang berintegritas dan loyal pada Jokowi semata agar konsep tri sakti yang didengungkan Jokowi bisa terlaksana.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menyarankan agar Jokowi memilih menteri yang memiliki integritas dan juga bebas kepentingan, terutama dari mafia migas. “Dia juga harus mau kerja dan berani ambil keputusan,” tegasnya.