Sabtu 18 Oct 2014 15:07 WIB

'SBY Malah Lebih Senang Wawancara di Youtube dan Ngetwit'

Rep: c87/ Red: Mansyur Faqih
Twitter SBY
Foto: bisnisjabar.com
Twitter SBY

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawan senior Budiarto Shambazy menyesalkan cara komunikasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada akhir masa kepemimpinannya. Khususnya terkait keputusannya yang lebih memilih muncul di media sosial. 

SBY justru menghentikan tanya jawab dengan wartawan melalui konferensi pers. Dia merasa SBY kurang demokratis karena sudah menghentikan tanya jawab dalam konferensi pers. 

Menurutnya tanya jawab itu mutlak harus ada. Sebab, SBY punya kewajiban itu untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat.

"Itu fungsinya presiden, dia malah lebih senang wawancara di Youtube dan ngetwit," ujar Budiarto di Jakarta Pusat, Sabtu (18/10).

Menurutnya, hal itu membuat wartawan kecewa dan mempertanyakan kenapa SBY lebih senang bicara dengan Youtube ketimbang pers. Padahal dalam tanya jawab di konferensi pers itu SBY punya peluang untuk mendapat simpati dari media yang bahkan lebih penting dari pada partai politik. 

Selain itu, tanya jawab melalui konpres lebih elegan ketimbang muncul di media sosial. "Sebanyak 70 persen masyarakat lebih percaya media mainstream, jadi jangan cuma curhat di media sosial," ucapnya. 

SBY mulai aktif di media sosial melalui cuitan di jejaring Twitter melalui akun pribadinya @SBYudhoyono pada April 2013. Setelah itu, SBY kerap mencurahkan isi hati dan pikiran melalui media sosial, termasuk Youtube. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement