Jumat 17 Oct 2014 01:00 WIB

Jelang MEA, Pemkot Sukabumi Cari Ikon Khas Daerah

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Foto: blogspot.com
Masyarakat Ekonomi ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz mengatakan Kota Sukabumi memerlukan ikon khas daerah. Hal ini khususnya untuk menghadapi penerapan perdagangan bebas pada masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang.

‘’ Selama ini Kota Sukabumi terkenal dengan kue mocinya,’’ ujar Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz kepada wartawan di Kompleks Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Jalan Selabintana, Kota Sukabumi, Kamis (16/10). Namun, pengembangan moci tersebut hanya terbats di dua titik salah satunya di Jalan Kaswari.

Oleh karenanya lanjut Muraz, Kota Sukabumi juga harus mengembangkan ikon yang menjadi ciri khas daerah. Ikon tersebut diperlukan untuk menghadapi penerapan MEA 2015 nanti.

Sebelumnya, di Sukabumi juga terkenal dengan kue Bika Ambon. Namun dalam perkembangannya kue tersebut kalah bersaing dengan Bika Ambon dari Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Muraz mengatakan, salah satu pilihan yang bisa diterapkan misalnya dalam pengembangan benih ikan khas Sukabumi. Terlebih, di Kota Sukabumi terdapat BBPBAT di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang melahirkan benih ikan unggul.

‘’ Ke depan, misalnya ada produk ikan nila kota Sukabumi atau Nikosi,’’ ujar Muraz. Hal ini dinilainya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas. Sehingga banyak orang yang akan mendatangi Kota Sukabumi untuk membeli produk tersebut.

Selain ikan kata Muraz, ciri khas lainnya yakni batik Kota Sukabumi. Di mana, motif batik Sukabumi berbeda dengan daerah lainnya sehingga mempunyai kekhasan yang unik.

Sementara itu, penerapan MEA yang tinggal beberapa bulan lagi dikhawatirkan menyebabkan daerah kedodoran dalam menghadapi persaingan barang dan jasa dengan negara ASEAN lainnya. ‘’ Sejatinya, mau tidak mau daerah harus siap,’’ ujar Bupati Sukabumi Sukmawijaya.

Pasalnya, dengan kondisi saat ini daerah dipastikan mengalami kedodoran dalam menghadapi persaiangan. Meskipun demikian kata Sukmawijaya, pemkab sudah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) khususnya dari bidang pendidikan.

Di mana, persiapannya bisa melalui pendidikan kejuruan dan pendidikan umum. Sehingga kata Sukmawijaya, warga Sukabumi bisa bersaing dengan pelaku usaha dari negara lain. Intinya, produk baik barang dan jasa tidak kalah berkualitas dengan yang dihasilkan negara lainnya.

Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi Agus Ernawan mengatakan, pemkab berupaya memberikan pelatihan kepada pelaku UKM agar semakin mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Harapannya, pelaku UKM bisa bersaing dengan baik dalam penerapan MEA 2015 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement