REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mengaku tak percaya dengan sikap yang diambil KH Maemoen Zubeir. Dia yakin ada orang yang memengaruhi Mbah Moen untuk menyatakan Muktamar VIII di Surabaya tidak sah.
“Saya tidak percaya, saya kira itu bukan pendapat beliau. Itu pendapat orang-orang di sekitar beliau,” katanya di arena Muktamar di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/10).
Dia mengatakan, Mbah Moen tidak mungkin mengambil sikap seperti itu. Sebab, kata dia, Mbah Moen tahu persis dimana posisinya sebagai Ketua Majelis Syari’ah. Menurutnya, Majelis Syari’ah tugas dan fungsinya hanya terbatas pada fatwa keagamaan yang berkaitan dengan kehidupan kenegaraan.
“Jadi (Majelis Syari’ah) tidak ada hubungannya dengan pengelolaan organisasi. Menurut saya beliau dipengaruhi,” ujarnya. Tapi Suharso enggan menyebut orang yang ia sebut mempengaruhi.
Suharso mengatakan, semua lembaga di dalam partai harus kembali kepada fitrahnya. Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan dan majelis-majelis yang lain harus kembali sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.
Menurutnya, rujukan dan referensi partai adalah AD/ART dan bukan seseorang. Setiap kebijakan atau apapun yang mengatasnamakan partai harus sesuai dengan konstitusi partai tersebut. “Jadi jangan menjadi ekstra konstitusional, itu kan menyalahi. Tidak bisa berpandangan seperti itu,” ujarnya.