REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Panglima Jenderal TNI Moeldoko mengatakan pengamanan pelantikan presiden dan wakil presiden 2014, 20 Oktober mendatang tidak dalam status siaga satu. Pasalnya, tidak ada apa-apa (situasi berbahaya).
"Nggak ada apa-apa kok (siaga 1)," ujarnya kepada wartawan seusai apel gabungan TNI-Polri di Parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno, Kamis (16/10).
Namun, menurutnya, bukan berarti dengan tidak adanya status pengamanan siaga satu. pihaknya tidak siap. "Kita TNI siap semua," ungkapnya.
Ia menambahkan saat presiden terpilih mengucap sumpah dan dilantik, tidak ada perubahan protokol pengamananan dan tidak ada yang dikurangi sedikit pun. Selain itu, pihaknya mempunyai standar pengamanan VVIP.
"Nggak, standar pengamanan kita sudah pasti. Kita punya rencana operasi pengamanan VVIP, itu standar. Sedikitpun tidak boleh dikurangi," katanya.
Terkait adanya skenario pengamanan lain, jika pelantikan terganggu atau molor. Moeldoko mengatakan sepanjang itu kegiatan politik atau proses politik, TNI tidak boleh ikut campur. Namun, jika sudah berkaitan dengan pengamanan atau terancamnya sebuah obyek TNI harus turun tangan.
"Jadi kalau kegiatan politiknya mohon maaf TNI tidak boleh ikut campur," katanya.