Kamis 16 Oct 2014 07:07 WIB

Kabut Asap Berdampak Serius Bagi Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu Karang (Ilustrasi)
Terumbu Karang (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Bencana kabut asap yang mulai menyelimuti Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) akan berdampak serius bagi ekosistim terumbu karang, meski keberadaannya di dasar laut.

Akibat kabut asap tersebut ekosistem laut menjadi terganggu, dikarenakan dapat mengurangi masuknya cahaya matahari untuk aktivitas fotosintesis terumbu karang, juga mangrove dan padang lamun maupun ekosistim pesisir lainnya, kata pengamat terumbu karang dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universita Bung Hatta (UBH), Dr Suparno, MSi di Padang, Rabu.

"Kami masih ingat, akhir 2000 pernah terjadi kematian masal terumbu karang di perairan laut Sumbar, penyebabnya kabut asap yang menutupi sinar matahari masuk ke laut, sehingga memicu berkembangnya fitoplanton alga merah. Blooming fitoplankton tersebut menyebabkan kematian massal bagi terumbu karang," sebutnya.

Ia menyebutkan dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pertumbuhan terumbu karang itu kembali, sampai saat ini pertumbuhan kembali (recovery) nya baru diperkirakan sekitar 30 hingga 40 persen, jika blooming terjadi lagi, kondisinya akan kembali nol.

Ia menjelaskan proses pertumbuhannya kembali bisa secara alamiah dan bantuan manusia, salah satu usaha untuk mempercepatnya adalah dengan metode transplantasi, tetapi itu hanya bisa dilakukan pada jenis dan species tertentu.

"Selain metode itu, peran masyarakat untuk mempercepatnya bisa juga dengan menindak pelaku penangkapan ikan yang merusak, seperti penggunaan bahan peledak, racun, membuat rumah-rumah ikan buatan (rumpon), penetapan daerah konservasi laut, dan lainnya," katanya.

Ia menjelaskan jika kabut asap sampai hari ini masih berlangsung hingga tiga bulan kedepan, blooming fitoplanton dikhawatirkan dapat terjadi lagi.

Ia mengkhawatirkan pertumbuhan sekitar 10 ribuan transplantasi karang yang di lakukan UKM Diving Proklamator UBH sejak 2013 yang tersebar di Pulau Sironjong Gadang Kawsan Mandeh, Taman Nirwana dan Pulau Pasumpahan Padang akan terganggu dan mati.

"Di Pulau Sironjong Gadang Kawasan Mandeh, ada 5000-an transplantasi karang, yang di laksanakan pemuda-pemuda dan masyarakat setempat yang didamping tim selam Diving Proklamator UBH, pertumbuhannya sangat bagus dan berkembang dengan baik," katanya.

Kendati masalah pembakaran lahan dan kabut asap ini masih terus terjadi sampai saat ini. Sejumlah dampak terhadap kesehatan, keragaman hayati dan perekonomian ramai diberitakan media massa, namun tak satupun yang membahas dampak kabut asap dan kebakaran hutan ini terhadap ekosistem laut, katanya menyayangkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement