Rabu 15 Oct 2014 22:25 WIB

Undang SBY ke Pelantikan Jokowi-JK. Ketua MPR: Ini akan Jadi Sejarah Baru

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Erdy Nasrul
  Gubernur DKI Jakarta sekaligus Presiden terpilih Joko Widodo (kanan) menyambut kedatangan Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta, Senin (13/10).   (Antara/Widodo S. Jusuf)
Gubernur DKI Jakarta sekaligus Presiden terpilih Joko Widodo (kanan) menyambut kedatangan Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta, Senin (13/10). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan memberikan keterangan pers ihwal hasil pertemuan pimpinan parlemen (MPR, DPR dan DPD) dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (15/10).  Menurut Zuklifli, terdapat empat inti pertemuan yang juga dihadiri Wapres Boediono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II tersebut.

Pertama, pimpinan parlemen mengucapkan terima kasih atas sepuluh tahun kepemimpinan SBY sebagai presiden.  Terdapat sejumlah pencapaian yang telah dicapai bangsa dan negara di segala bidang.

"Itu tak lepas dari kepemimpinan beliau," ujar Zulkifli.  Kedua, pimpinan MPR, mengucapkan terima kasih atas dukungan Presiden sehingga pemilihan pimpinan MPR berjalan dengan demokratis.

Ketiga, pimpinan MPR mengundang Presiden SBY untuk hadir dalam Sidang MPR 20 Oktober 2014 dengan agenda utama pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla.  "Ini pertama kali dalam sejarah.  Pelantikan dan serah terima jabatan resmi dihadiri lengkap (oleh presiden dan wapres terpilih serta presiden dan wapres yang digantikan).  Sejarah baru, tonggak sejarah demokrasi di Tanah Air," kata Zulkifli.

Keempat, pimpinan MPR melaporkan kepada Presiden terkait upaya-upaya MPR menurunkan tensi politik yang beberapa waktu terakhir, memanas.  Tidak ada lagi isu pemboikotan pelantikan Jokowi-JK hingga penjegalan kepemimpinan Jokowi-JK.

Senada dengan Zulkifli, baik Ketua DPR Setya Novanto dan Ketua DPD Irman Gusman, juga menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan SBY sebagai presiden dalam sepuluh tahun terakhir.  Secara khusus, Setya menyebut Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta maaf apabila DPR kerap mengkritik pemerintah.  "Itulah dinamika politik."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement