REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Koalisi Merah Putih (KMP), Tantowi Yahya menilai seleksi menteri secara tertutup yang dilakukan presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) merupakan taktik menghindari tekanan partai-partai politik pendukungnya. Jokowi, menurutnya, khawatir seleksi terbuka akan menimbulkan friksi di kalangan partai pendukungnya.
"Jokowi menyadari koalisi tanpa syarat belum mungkin dilakukan," kata Tantowi kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (13/10). Tidak ada dukungan politik tanpa kompensasi.
Realitas ini menurut Tantowi baru disadari Jokowi begitu akan menyusun kabinet. Alih-alih bersikap transparan soal calon menteri, Jokowi malah tersandera oleh partai politik yang meminta kompensasi atas dukungan mereka.
"Belum ada nama yang pasti, nama yang beredar bisa bergeser, nama bisa saja deal politik. Akhirnya tersandera, yang disingkirkan bisa saja profesional," ujar Wakil Sekretaris Jendral DPP Golkar ini.
Persoalan lain, imbuh Tantowi, saat ini Jokowi hendak menarik dukungan tambahan dari partai di Koalisi Merah Putih (KMP). Bergabungnya partai dari KMP ini kemungkinan akan menambah persoalan di internal Jokowi. "Akhirnya susunan anggota kabinet tidak bisa diumumkan," kata Tantowi.