REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, segera memanggil Yayasan Perwari untuk dimintai keterangan terkait beredarnya rekaman video pemukulan seorang siswi SD oleh teman-teman sekelasnya, yang beredar di jejaring sosial Youtube.
"Selain pihak Yayasan Perwari, kami juga memanggil kepala sekolah dasar tersebut," kata Wali Kota Bukittinggi Ismet Amziz saat dikonfirmasikan dari Pariaman, Ahad (12/10).
Ismet mengatakan, Pemkot Bukittinggi akan meminta penjelasan secara perinci kasus kekerasan tersebut dari pihak Yayasan Perwari dan Kepala Sekolah Dasar (SD) Trisula Perwari.
"Sangat sedih dan menyesalkan terjadinya aksi kekerasan terhadap murid SD Trisula Perawari dalam ruang kelas yang diundah di Youtube," ujarnya.
Ia menilai ada kelalai dari pihak sekolah dalam kasus tersebut, mulai dari diperbolehkannya murid SD membawa telepon selular ke sekolah, hingga ketidaktahuan guru-guru maupun kepala sekolah ada salah seorang murid menjadi korban kekerasan yang dilakukan temannya di ruang kelas.
"Seharusnya kasus ini tidak boleh terjadi di Kota Bukittinggi," tegasnya.
Ia mengatakan bahwa kasus kekerasan yang terjadi terhadap murid SD Trisula Perwari Kota Bukittinggi tersebut merupakan tanggung jawab moral bagi semua pihak.
"Kasus ini harus dicarikan solusinya sehingga tidak lagi terjadi kejadian serupa di Kota Bukittinggi, terutama terhadap pelajar," katanya.
Ismet menegaskan Kota Bukittinggi sebagai kota sayang anak seharusnya memberikan perlindungan terhadap anak, bukannya membiarkan ada kekerasan terhadap anak. "Kita wajib memberikan perlindungan terhadap anak sehingga tidak terjadi aksi kekerasan di Kota Bukittinggi," katanya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Ketua DPW PKB Sumbar Febby Dt. Bangso mendesak Pemerintah Kota Bukittinggi untuk mencarikan solusi terkait dengan adanya aksi kekerasan terhadap murid SD swasta dalam video di Youtube.
"Secepatnya untuk mencari solusi aksi kekerasan terhadap murid sekolah dasar di Kota Bukittinggi," ujarnya.
Ia berharap aksi kekerasan di video dalam tayang Youtube tersebut hendakanya menjadi perhatian semua pihak, yakni Dinas Pendidikan dan para orang tua. "Sebuah keprihatian bagi semua kalangan murid SD menjadi korban kekerasan tidak ada solusi dalam mencari sebuah masalah," katanya.
Video kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah anak SD swasta di Kota Bukittinggi beredar di Youtube. Video yang berjudul Kekerasan Anak SD itu berdurasi 1 menit 52 detik,
Dalam video ini, terlihat salah seorang anak SD berseragam yang berjenis kelamin perempuan mendapat pukulan dan tendangan dari sejumlah teman lelaki dan perempuannya di dalam kelas.
Dalam video tersebut juga terdengar suara korban berbahasa Minang yang meminta teman-temannya untuk menghentikan aksi kekerasan itu. Namun, permintaan itu tidak diindahkan oleh temannya.