Kamis 07 Mar 2024 13:47 WIB

Datangi Korban dan Pelaku Bully, Bupati Indramayu: Jangan Terjadi Lagi

Bupati Indramayu mendatangi korban dan pelaku serta minta jangan terjadi bully lagi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Bupati Indramayu Nina Agustina. Bupati Indramayu mendatangi korban dan pelaku serta minta jangan terjadi bully lagi.
Foto: Istimewa
Bupati Indramayu Nina Agustina. Bupati Indramayu mendatangi korban dan pelaku serta minta jangan terjadi bully lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Terjadinya kasus perundungan yang melibatkan siswa SDN 3 Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, mengundang perhatian Bupati Indramayu, Nina Agustina.

Nina pun langsung mendatangi kediaman korban dan bertemu dengan para pelaku maupun orang tua masing-masing, Rabu (6/3/2024) sore hingga malam. Kedatangannya itu untuk mendengarkan cerita dan kronologis serta melakukan klarifikasi dari berbagai pihak terjadinya kejadian tersebut.

Baca Juga

Nina mengaku prihatin atas kasus perundungan yang terjadi pada dunia pendidikan  saat ini. Dia menyatakan, kejadian yang melibatkan para siswa SDN 3 Karangsong itu harus menjadi pelajaran untuk tidak lengah dalam mengawasi anak-anak.

"Saya mengimbau kepada semua sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, jangan sampai terjadi kasus bullying kembali di sekitar kita," tegas Nina.

Nina mengungkapkan, dari hasil mendengarkan cerita dan klarifikasi dari semua pihak, antara korban dan pelaku sebenarnya merupakan teman bermain. Kejadian itu diawali saling ejek serta iseng merekam kejadian tersebut dengan handphone. Video itu kemudian tersebar hingga viral di media sosial.

"Pemikiran mereka masih anak-anak, jadi mereka masih labil dan harus mendapatkan bimbingan dari kita. Saat ini, di SD harus dibentuk guru BP agar bisa memberikan bimbingan dan arahan kepada para siswa," tukas Nina.

Sementara itu, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Imdramayu, Untung Aryanto mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu, 24 Februari 2024 dan baru diketahui pihak sekolah pada Rabu, 28 Februari 2024.

"Kejadian itu langsung disikapi dan dilakukan klarifikasi serta mediasi yang dihadiri oleh siswa korban dan pelaku, orang tua ketiga siswa, wali kelas, dan guru di sekolah tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement