Ahad 12 Oct 2014 10:56 WIB

Banyak Rekahan Tanah, Warga Malang Diimbau Waspada Longsor

Rumah warga yang jadi korban tanah longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Arif Pribadi
Rumah warga yang jadi korban tanah longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengimbau warga setempat untuk mewaspadai bencana tanah longsor pasca-musim kemarau. Karena saat ini di sejumlah titik banyak terjadi rekahan tanah.

"Rekahan tanah yang terjadi di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Malang ini berpotensi terjadinya tanah longsor ketika musim hujan tiba. Oleh karena itu, warga harus ekstra waspada jika tiba-tiba turun hujan," tegas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Hafie Lutfi, Ahad.

Rekahan tanah yang terjadi pada musim kemarau, lanjutnya, berpotensi membahayakan ketika diguyur hujan karena tidak tertutup kemungkinan akan terjadi tanah longsor. 

Dan, titik-titik terjadinya rekahan tanah tersebut menyebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan Ngantang, Kasembon, Pujon, Tirtoyudo, dan Sumbermanjing Wetan yang selama ini menjadi "langganan".

Ia mengemukakan ketika musim kemarau, sejumlah wilayah di Kabupaten Malang juga rawan terjadi kekeringan, sehingga harus dipasok air bersih, seperti di Kecamatan Singosari, Lawang, Gedangan, serta Kalipare. Apalagi, musim kemarau tahun ini diprediksi lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya.

Untuk memasok air bersih ke sejumlah lokasi kekeringan itu, katanya, selain dilakukan oleh BPBD, juga dibantu oleh PMI, Dinas Cipta Karya dan PDAM Kabupaten Malang. Sekali mengirim air bersih ke satu titik, bisa mencapai 40 ribu liter.

Menyinggung anggaran penanggulangan bencana tahun ini, Hafie Lutfi mengatakan sebesar Rp 1 miliar, namun sekitar 60 persennya sudah digunakan untuk mengatasi bencana erupsi Gunung Kelud pada awal tahun 2014. Anggaran tersebut digunakan untuk merehabilitasi kawasan terdampak yang cukup parah, yakni di Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon.

Sebab, banyak sarana dan prasarana umum yang hancur, di antaranya saluran (pipa) air bersih, gedung sekolah, lahan pertanian maupun perkantoran pemerintahan yang membutuhkan biaya tidak sedikit. 

"Semua pihak bahu membahu merehabilitasi kawasan terdampak erupsi Kelud, apalagi BPBD yang menjadi institusi sentral dalam penanganan bencana bersama PMI," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement