REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sekitar 200 hektare kebun karet rakyat di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan terbakar dalam empat hari terakhir akibat cuaca ekstrem pada puncak musim kemarau Oktober 2014 ini.
"Berdasarkan data petugas yang disiagakan melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan, terdapat sekitar 200 hektare kebun karet rakyat terutama di wilayah Kecamatan Talang Kelapa terbakar sejak 8-10 Oktober 2014," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuasin, Harobin Mustofa kepada Antara di Palembang, Sabtu (11/10).
Kondisi kebakaran kebun karet rakyat yang terjadi beberapa hari ini secara umum kini bisa dilokalisir atau dikendalikan.
Untuk mencegah terjadinya kembali kebakaran tersebut, sekarang ini terus diupayakan pemadaman pada lahan yang masih menimbulkan asap,. Tindakan itu perlu dilakukan sehingga apinya tdak kembali membesar membakar lahan yang berhasil dilokalisir, tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar dan asapnya tidak mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan perkebunan di kabupaten berbatasan langsung dengan Kota Palembang itu sekarang ini petugas BPBD Banyuasin bersama petugas Manggala Agni serta didukung personel TNI dan Polri, berupaya siaga di sejumlah lokasi yang berpotensi terjadi kebakaran akibat dampak negatif musim kemarau itu, katanya.
Menurut dia, pihaknya berupaya semaksimal mungkin menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah kabupaten yang memiliki kawasan hutan lindung Sungai Sembilang itu.
Petugas BPBD setiap waktu siap diturunkan ke lokasi kebakaran hutan dan lahan dengan dukung beberapa unit mobil pemadam dan peralatan pemadaman pompa jinjing.
Sedangkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang sulit dijangkau petugas melalui jalur darat dan sungai, sepeti yang melanda ratusan hektare kebun rakyat di wilayah Kecamatan Talang Kelapa beberapa hari terakhir, pihaknya dibantu BPBD Provinsi Sumsel melakukan pemadaman dengan operasi udara menggunakan helikopter, ujarnya.
Dia menjelaskan, selain menyiagakan petugas dan melakukan pengawasan secara intensif di sejumlah lokasi yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan, diharapkan partisipasi masyarakat terutama dalam menjaga lingkungan dan menghindari tindakan yang dapat memicu terjadinya kebakaran tersebut.
Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah ini tidak semakin parah dan menimbulkan kerugian materil yang lebih besar, serta gangguan berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat, ujar Harobin.