Sabtu 11 Oct 2014 08:11 WIB

Puncak Kemarau Suhu Cirebon Capai 37 Derajat Celcius

Rep: lilis handayani/ Red: Taufik Rachman
Cuaca panas. Ilustrasi
Foto: .
Cuaca panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MAJALENGKA – Masyarakat yang tinggal di Wilayah Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) selama beberapa hari terakhir merasakan suhu udara yang sangat menyengat, terutama pada siang hari. Kondisi itu diperparah dengan tiupan angin kencang yang membuat debu-debu mudah beterbangan.

‘’Beberapa hari ini memang merupakan puncak musim kemarau. Suhunya maksimal mencapai 37 derajat celcius,’’ ujar Forecaster Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faaiziyn, kepada Republika, Jumat (10/10).

Pria yang biasa disapa Faiz itu menjelaskan, saat puncak musim kemarau, matahari memang tepat berada di equator (0 derajat). Karena itulah, suhu udara terasa lebih terik, termasuk di Wilayah Cirebon.

Selain suhu udara tinggi, tambah Faiz, saat ini Wilayah Cirebon juga dilanda angin kencang.  Saat ini, kecepatan angin antara 5 - 35 km per jam. Padahal, normalnya kecepatan angin hanya berkisar antara 5 - 20 km per jam.

Faiz menjelaskan, kecepatan angin yang tinggi itu disebabkan adanya perbedaan tekanan antara wilayah selatan khatulistiwa dengan wilayah utara khatulistiwa. Selain Wilayah Cirebon, tiupan angina kencang juga dirasakan warga di daeah lainnya di Jabar maupun Jateng dan Jatim.

Lebih lanjut Faiz mengungkapkan, dalam kondisi suhu udara panas seperti sekarang, masyarakat harus waspada. Beberapa hal yang harus diwaspadai di antaranya adalah ancaman dehidrasi pada tubuh maupun banyaknya debu yang beterbangan di udara yang dapat mengganggu pernafasan.

Berdasarkan pantauan Republika di Kabupaten Indramayu maupun Kabupaten/Kota Cirebon, suhu udara yang sangat menyengat terasa sejak sepekan terakhir. Teriknya sinar matahari sudah mulai terasa sejak sekitar pukul 09.00 WIB hingga sekitar pukul 15.30 WIB.   

‘’Udaranya panas sekali, anginnya pun bertiup kencang dan terasa kering,’’ ujar seorang warga Kecamatan Indramayu, Iswahyudi.

Iswahyudi menambahkan, tak hanya itu, tiupan angin kencang dan suhu udara yang panas juga membuat debu-debu banyak beterbangan di udara. Akibatnya, saat ini tak sedikit warga yang terserang penyakit flu dan batuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement