Kamis 09 Oct 2014 23:17 WIB

RI Perlu Waspadai Proxy War

KSAD, Jendral TNI Gatot Nurmantyo (tengah), naik kendaraan tempur tank Leopard milik TNI AD bersawa ratusan warga, saat Pameran Alutsista di Makodam V/ Brawijaya Surabaya, Rabu (8/10).   (Republika/Eric Ireng)
KSAD, Jendral TNI Gatot Nurmantyo (tengah), naik kendaraan tempur tank Leopard milik TNI AD bersawa ratusan warga, saat Pameran Alutsista di Makodam V/ Brawijaya Surabaya, Rabu (8/10). (Republika/Eric Ireng)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa mendatang, gaya dan metode rongrongan terhadap kedaulatan NKRI semakin berkembang sesuai situasi dan kemajuan teknologi, yakni Proxy War.

"Tren Proxy War, yakni kedua pihak tidak saling berhadapan, namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Itu harus diwaspadai," kata pengamat militer, Susaningtyas Kertopati atau Nuning di Jakarta, Kamis (9/10)

Pemain Proxy War, katanya, mampu mengorganisir sebuah konfrontasi antar dua kekuatan dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari kontak secara langsung.

"Dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berakibat kehancuran fatal. Biasanya, pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa nonstate (bukan negara). Aktornya dapat berupa LSM, media massa, ormas, kelompok masyarakat atau perorangan," kata Nuning.

Ia mencontohkan, lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan pemberontakan bersenjata, perjuangan diplomasi, sampai munculnya referendum.

"Itu merupakan contoh Proxy War yang nyata," kata Nuning.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement