REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Tebaran abu vulkanik Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara masih terus dirasakan warga Medan hingga Rabu, malam .dampak masih terjadinya guguran awan panas dari gunung itu
Warga Perumahan Villa Gading Mas, Marindal, Medan, Dini, Rabu malam menyebutkan, teras rumahnya terus diselimuti abu vulkanik hingga Rabu malam.
Abu sudah dirasakan sejak pagi hari dan nyatanya berlangsung hingga malam hari."Sudah dipel berulang kali, tetapi sebentar saja, abu sudah penuh di lantai teras,"katanya.
Abu vulkanik itu menimbulkan sesak nafas sehingga Dini mengaku menggunakan masker meski saat di dalam rumah.
"Semoga Sinabung tidak erupsi apalagi meletus, karena tidak terjadi saja, tebaran abunya sudah sangat mengganggu,"katanya.
Abu vulkanik itu juga menggangu kawasan Deliserdang dan Binjai, Sumut. "Sudah beberapa hari abu vulkanik itu dirasakan, tetapi yang paling menyiksa atau mengganggu terjadi Rabu karena berlangsung hingga malam hari,"kata Anita, warga Jalan Irian Tanjungmorawa, Deliserdang.
Abu semakin dirasakan karena pada Rabu, tidak terjadi hujan bahkan cuaca sangat panas sejak pagi hari hingga sore..
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengaku aktivitas Gunung Sinabung masih sangat tinggi sehingga potensi terjadinya letusan dan luncuran awan panas juga masih tinggi.
Dia menyebutkan, meski tidak terjadi erupsi, tetapi terjadi guguran awan panas hingga 89 kali.
Pada Rabu hingga pukul 19.00 WIB telah terjadi empat kali guguran awan panas dari puncak gunung itu.
Dimulai pada pukul 00.45 WIB, guguran awan panas tercatat hingga sejauh 3.000 meter ke arah selatan.
Pada pukul12.42 WIB jarak luncur juga sejauh 3.000 meter ke arah selatan dan tinggi kolom 1.500 meter.
Sedangkan sore hari yakni pada pukul 17.11 WIB terjadi luncuran sejauh 2.500 meter ke arah selatan dan tinggi kolom 1.000 meter serta pukul 17.30 WIB sejauh 1.500 meter ke arah selatan dan ke timur.
Penanganan darurat Gunung Sinabung masih terus dilakukan meski status masih tetap Siaga (Level III).
Adapun Jumlah pengungsi ada 3.287 jiwa, atau 1.019 kepala keluarga yang berada di 16 tempat pengungsian.
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat, pembersihan abu vulkanik di seputaran daerah gunung itu khususnya Berastagi terus dilakukan termasuk membagikan masker kepada warga.