Rabu 08 Oct 2014 19:50 WIB

Rumah Orang Tua Mayang Ramai Dikunjungi Orang

Rep: mursalin yasland/ Red: Taufik Rachman
Nining Sukarni (45 tahun), orang tua Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo (27), WNI yang tewas dimutilasi dan direbus di Brisben, Australia, tampak sedih di rumah kontrakannya di Jl Panglima Polim, Gang Star, Kelurahan Sukamenanti, Kota Bandar Lampung,
Foto: Mursalin Yasland/Republika
Nining Sukarni (45 tahun), orang tua Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo (27), WNI yang tewas dimutilasi dan direbus di Brisben, Australia, tampak sedih di rumah kontrakannya di Jl Panglima Polim, Gang Star, Kelurahan Sukamenanti, Kota Bandar Lampung,

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Rumah kontrakan orang tua Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo (27 tahun), korban mutilasi di Australia, mulai ramai dikunjungi orang dari berbagai tempat Rabu (8/10). Terus berdatangan tetangga dan aparat, karena pemberitaan yang sudah tersebar di Lampung.

Pemantauan Republika, Rabu (8/10), kondisi rumah Nining Sukarni (47 tahun), ibunda Mayang, sejak pagi hingga petang selalu ramai. Warga di sekitar rumahnya di Jalan Panglima Polim Gang Star, Kelurahan Sukamenanti, Kedaton, Bandar Lampung, banyak yang terkejut dengan pemberitaan media cetak dan televisi hari, terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.

Menurut Nining, tetangga dan warga sekitar rumahnya sudah mulai tahu sejak adanya pemberitaan di koran. Sebelumnya, ia dan keluarga hanya menanggung penderitaan atas kematian anak sulungnya, bersama keluarga terdekatnya.

"Sejak adanya berita koran hari ini, ramai orang datang ke rumah ingin tahu kejadiannya," kata Nining. Kedatangan tetangga dan warga sekitar, membuat gang sempit yang hanya bisa dilalui pejalan kaki, dipenuhi parkir motor.

Ia menuturkan tamu yang datang selain warga dan tetangga serta famili, juga ada dari kepolisian. Menurut dia, petugas dari Polda Lampung bertandang ke rumahnya, untuk mengambil sampel darah dan air liurnya, untuk dicocokkan dengan anaknya, yang tewas dimutilasi di Brisbane, Australia, pada 2 Oktober lalu.

Ia bersedia apa pun, agar jenazah anak sulungnya dapat dipulangkan ke rumahnya, dan dikubur di Lampung. "Saya mohon bantuan pemerintah Indonesia, untuk memulangkan jenazah anak saya ke Lampung," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement