REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan tidak mau terlalu lama meratapi kegagalan merebut kursi pimpinan di DPR dan MPR. Saat ini PDI Perjuangan fokus dalam mengawal agar Nawacita yang diusung Jokowi-JK saat kampanye Pilpres bisa terwujud.
Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan PDI Perjuangan sudah legowo menerima kekalahan beruntun di parlemen dari Koalisi Merah Putih. Ia mengatakan apa yang terjadi adalah resiko yang harus di jalani, dan partainya siap bekerja sama dengan pimpinan terpilih di DPR dan MPR.
"Sudah jadi realitas politik, PDI Perjuangan sudah legowo dan sekarang serius di pemerintahan," ujarnya kepada Republika, Rabu (8/10).
Seperti diketahui, PDIP dan Koalisi Indonesia Hebat gagal meraih kursi pimpinan di MPR dalam sidang paripurna pada Rabu dini hari. KIH kalah dalam voting yang digelar dan harus menerima paket pimpinan yang diajukan oleh Koalisi Merah Putih.
Eva melanjutkan saat ini dibandingkan harus meratapi kekalahan Koalisi Indonesia Hebat, PDI Perjuangan lebih memilih berkonsentrasi untuk memperhatikan rakyat. Salah satunya adalah mengawal terwujudnya Nawacita yang diusung oleh Presiden dan Wapres terpilih Jokowi-JK.
"Lebih baik kita wujudkan Nawacita, dan mewujudkan pemerintahan tanpa korupsi dan menyakiti rakyat," kata Eva.
Seperti diketahui, dalam paparan visi dan misi yang diajukan saat pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke KPU, Senin (19/5) kemarin, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla membuat sembilan agenda prioritas yang disebut Nawa Cita.
Nawa berasal dari bahasa sanksekerta berarti sembilan, dan cita berarti tujuan. Sembilan agenda prioritas itu meliputi:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia Pintar dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. Dan program Indonesia Sehat untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Serta Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong program kepemilikan tanah seluas sembilan juta hektar.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalu penataan kembali kurikulum pendidikan nasional.
9. Memperteguh Keb-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui penguatan kebhinekaan dan menciptakan ruang dialog antar warga.