Selasa 07 Oct 2014 23:16 WIB

Wujudkan Kemandirian Teknologi, Bisnis Militer Harus dibentuk

Rep: c83 / Red: Hazliansyah
 Sejumlah Kapal Republik Indonesia (KRI) melakukan Sailling Pass saat peringatan HUT ke-69 TNI yang digelar di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10).    (Antara/Suryanto)
Sejumlah Kapal Republik Indonesia (KRI) melakukan Sailling Pass saat peringatan HUT ke-69 TNI yang digelar di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10). (Antara/Suryanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer Universitas Muhammadiyah Malang, Muhadjir Effendy mengatakan momen HUT TNI ke-69 harus disertakan dengan reformasi di tubuh TNI. Kedepannya peraturan terhadap TNI harus dilonggarkan, khusunya mengenai bisnis militer. 

"Saya kira kita kedepan harus mandiri dibidang teknologi persenjataan, artinya kita harus memproduksi sendiri" ujar Muhadjir Effendy saat dihubungi Republika, Selasa (7/10). 

Ia mengatakan, tujuan untuk kemandirian teknologi hanya bisa diwujudkan dengan dibentuknya bisnis militer. Untuk itu beberapa peraturan yang terlalu ketat agar dilonggarkan supaya TNI dapat menguasai bisnis dan industri militer. 

Hal ini dikarenakan, bisnis militer yang dibentuk akan lebih berkembang ketika melibatkan orang militer di dalamnya. Selain itu, bisnis militer juga dimaksudkan agar permasalahan alutsista Indonesia tidak tergantung dengan negara produsen. 

"Ada hal yang harus dilonggarkan, ketika Leopard dibuat oleh Indonesia bukan dari Jerman. Maka rakyat akan bangga," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement