Selasa 07 Oct 2014 18:25 WIB

Lima Kecamatan Bantul Rawan Kebakaran Lahan

 Asap mengepul dari kebakaran lahan. Ilustrasi
Asap mengepul dari kebakaran lahan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dwi Daryanto mengatakan lima kecamatan di daerah itu rawan kebakaran lahan pada musim kemarau.

"Ada dua pegunungan di Bantul yang rawan kebakaran lahan yakni pegunungan timur terdiri atas Kecamatan Piyungan, Pleret, Dlingo dan Imogiri, serta pegunungan barat di wilayah Kecamatan Pajangan," katanya di Bantul, Selasa (7/10).

Menurut dia, beberapa pegunungan di lima kecamatan tersebut rawan kebakaran lahan karena di kawasan tersebut banyak terdapat hutan atau lahan rakyat yang kering dan mudah terbakar, misalnya pepohonan jati yang terdapat di wilayah Pajangan.

Sementara itu, kata dia berdasarkan data dari BPBD Bantul, pada musim kemarau ini telah terjadi tiga kejadian kebakaran lahan yakni di Desa Wukirsari Imogiri berupa lahan tebu, serta di Desa Selopamioro Imogiri dan Desa Kaligathuk Piyungan berupa lahan masyarakat.

Luas lahan yang terbakar tersebut, menurut dia lebih sedikit dibandingkan kebakaran pada musim kemarau tahun sebelumnya yang mencapai lima kejadian, meski tidak menutup kemungkinan kebakaran lahan masih bisa terjadi mengingat musim kemarau masih berlangsung.

"Ada dua penyebab kebakaran lahan, yakni pemantik dari puntung rokok pencari rumput serta kesengajaan pemilik lahan. Namun di Bantul, sejauh ini terjadi karena kelalaian pencari rumput yang membuang puntung rokok sembarangan," katanya.

Ia mengatakan penanganan kasus kebakaran lahan dilakukan dengan melokalisir lahan terbakar agar tidak merembet ke pemukiman penduduk dengan memadamkan api menggunakan ranting, karena biasanya, lahan rakyat yang terbakar berada di tengah hutan sehingga sulit terjangkau mobil pemadam kebakaran.

"Meski demikian, kami tetap menyiagakan dua armada pemadam kebakaran yang dimiliki agar penanganan kebakaran bisa dilakukan dengan cepat," kata Dwi Daryanto.

Menurut dia, kebakaran lahan merupakan satu dari dua risiko yang rawan terjadi pada musim kemarau selain kekeringan, adapaun informasi yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, musim kemarau tahun ini masih akan terjadi hingga awal November mendatang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement