REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN—Ketua Majlis Pertimbangan Dewan Pengurus Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN), Amein Rais menyebut seorang pemimpin tidak bisa memiliki prinsip ingin menyenangkan semua orang. Jika demikian, maka pemimpin tersebut akan dibenci semua orang.
Hal tersebut dikatakan Amien seusai menjadi khotbah shalat Idul Adha Sabtu (4/10) di Lapangan Denggung, Sleman, Yogyakarta kepada wartawan. Amien menanggapi sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilakda).
“saya melihat Perpu ini adalah usaha terakhir SBY mengamankan pilkada langsung,” ujar Amien. Amien menilai, usaha SBY tersebut akan sulit jika mengacu terhadap pendapat para pakar karena RUU Pilkada sudah diketok palu menjadi UU.
Menurut Amien, setelah dalam waktu kurang dua minggu SBY mencoba mengembalikan kembali ke pilkada langsung hasilnya akan cukup sulit untuk tercapai. Sebab, semuanya tergantung di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Ketika ditanya dikeluarkannya Perpu oleh SBY merupakan bentuk sikap inkonsistensi, Amien hanya mengatakan “ya kalau itu gak usah ditanyakan,”. Dikatakan Amien, sejak tahun 2011 pemerintah meminta agar Pilkada dikembalikan kepada DPRD dengan segala macam argument.
Akan tetapi, yang terjadi pasca diketok palu RUU Pilkada menjadi UU, lanjut Amien, SBY mendapatkan kecaman dari berbagai pihak mulai di media social maupun aksi demonstrasi. Dengan sebab itu, kata Amien menilai SBY pada akhirnya kurang yakin atas pemilihan Pilkada dikembalikan ke DPRD.
“kemudian mencoba mengikuti pendapat sebagian rakyat itu, bukan sebagian besar lho,” tegasnya.