REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Majelis Ulama Indonesia mengimbau pemerintah agar memperhatikan fasilitas peribadatan di tempat umum. Perbaikan tempat peribadatan di dalam fasilitas umum merupakan tanggung jawab pemerintah.

“Kalau tempat peribadatan di dalam lingkungan stasiun berarti tanggung jawab PT KAI,” ujar Wakil Sekjend MUI, Amirsyah Tambunan kepada ROL, Kamis (2/10). Amir mengatakan, kekhusyu’an dalam beribadah sangat ditentukan oleh kenyamanan tempat ibadah.

Dia menambahkan, program optimalisasi alat transportasi umum menuntut perbaikan sarana dan prasarana di lokasi tersebut. “Jika pemerintah ingin memaksimalkan alat transportasi umum, ya fasilitasnya harus diperbaiki dong,” ujar Amir.

Amir sangat menyayangkan pemerintah yang cenderung tidak memperhatikan tempat peribadatan. Apalagi jika dibandingkan dengan sarana perbelanjaan, kondisi tempat peribadatan cukup memprihatinkan.

Lebih dari itu, dia menuding pemerintah lebih cencerung mencari keuntungan dari pada memperhatikan aspek peribadatan. Dia mengimbau pemerintah agar tidak hanya menjadi pelayanan toko-toko besar.

Sebelumnya, seorang mahasiswi pengguna commuter line, Reni Anggraeni menulis surat terbuka kepada kepala stasiun Manggarai melalui blognya http://rainyrens.tumblr.com/post/98233812405/surat-terbuka-untuk-kepala-stasiun-manggarai.

Melalui suratnya dia menyatakan kekecewaannya terhadap pengelolaan stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Reni mengaku, harus menunggu selama 25 menit untuk mengantre sholat maghrib di mushollah stasiun Manggarai yang hanya berukuran kecil.

Sementara di sisi lain, ukuran toko komersial diberikan ruang yang lebih besar.

Ikuti Whatsapp Channel Republika